BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Kita
semua tentu menyadari betapa pentingnya peranan Bahasa Indonesia di tengah –
tengah masyarakat Indonesia, terutama pelajar, mahasiswa dan cendekiawan.
Bahasa Indonesia bkan hannya dapat digunakan sebagai alat komunikasi bagi
manusia, tetapi juga sebagai alat pemersatu berbagai suku bangsa di Indonesia,
membentuk kepribadian dan mempertebal rasa kesatuan. Di samping itu Bahasa
Indonesia dapat juga digunakan sebagai alat penunjang bidang studi lain,
sebagai penyimpan ilmu pengetahuan dan sebagainya.
Bahasa
Indonesia sangat diperlukan untuk masyarakat Indonesia karena bahasa ini
merupakan sebagai alat bersatunya bangsa Indonesia. Tapi pada saat ini banyak
orang menggunakan Bahasa Indonesia dengan tidak sesuai aturan, dan hal ini
disebabakan oleh perkembangan zaman dia antaranya timbulnya bahasa – bahasa
gaul di kalangan anak muda baik itu mulai dari balita, anak – anak, remaja
hingga dewasa. Mereka menggunakan Bahasa Indonesia tidak sesuai dengan
kaidahnya. Sehingga hal ini mengakibatkan kalangan pelajar dan majasiswa
menjadi kesulitan apabila mereka berada dalam keadaan – keadan tertentu yang
harus menggunakan Bahasa Indonesia dangan benar. Dan hal ini akan menjadi
sebuah peristiwa yang sangat memalukan dalam duni pendidikan Indonesia karena
penerus – penerus Bangsa ini tidak lagi mengetahuai bagaimana caranya berbicara
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, dan ini dipengaruhi perubahan
zaman.
Oleh
sebab itu kami disini akan membahas tentang begaiman tata berbahasa dan
penulisan yang benar dalam bahasa Indonesia. Hal ini agar kami sebagai
mahasiswa tidak akan meninggalkan atau melupakan bahasa bangsa ini denga baik
dan benar, yaitu bahasa Indonesia.
B.
Rumusan
Masalah
1. Bagaimanakah
penulisan Huruf Kapital dan Huruf Miring?
2. Bagaimanakah
Penulisan Kata, Angka, Lambang bilangan, Unsur Serapan dan Partikel ?
3. Bagaimanakah
batasan kosa kata dan diksi ?
4. Jelaskan perubahan kosa kata ?
5. Jelaskan
sumber kosa kata ?
6. Apa
saja klasifikasi kata berdasarkan diksi ?
7. Berikanlah
contoh kutipan- kutipan yang menggunakan kata yang kurang tepat?
C.
Tujuan
Masalah
1. Mengetahui
bagaimana cara penulisan huruf capital dan huruf miring.
2. Mengetahui
bagaimana cara penulisan kata, angka, laambang bilangan, unsure serapan dan
partikel.
3. Mengetahui
batasan kosa kata dan diksi.
4. Mengetahui
perubahan-perubahan kosa kata.
5. Mengetahui
sumber-sumber kosa kata.
6. Mengetahui
klasifikasi kata berdasarkan diksi.
7. Mampu
menganalisis contoh kutipan yang menggunakan kata yang kurang tepat.
BAB
II
PEMBAHASAN
HURUF
KAPITAL, HURUF MIRING dan KOSA KATA
1.
Pemakaian Huruf Kapital dan Huruf Miring
1.1
Pemakaian Huruf Kapital
A.
Huruf kapiat
atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.
Miasalnya :
Dia
mengantuk.
Apa
maksudnya?
Kita
harus bekerja keras.
Pekerjaan
itu belum selesai.
Setiap
pagi peteni pergi ke sawah.
Berapa
harganya?
Itukah rumahmu?
Ambilakan
pensilku di meja!
Pergilah!
B.
Huruf kapital
atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama suatu kalimat petikan langsung.
( kaliamat petikan langsung ialah kaliamt yang ditulis atau diletakkan di
antara dua tanda kutip, yakni tanda kutip awal dan tanda kutip akhir. Biasanya
terdapat pada suatu contoh kalimat langsung.
Misalnya :
Adik
bertanya, “ Kapan kita palang?”
Bapak
menasihatkan, “ Berhati – hati, Nak!”
“
Kemarin engkau terlambat,” katanya.
“
Besok pagi,” kata ibu, “dia akan berangkat.”
Ibu
berkata, “ saya harus ke pasar.”
Ali
bertanya, “ Berapa harganya?
C. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf
pertama suatu ungkapan yang ada hubungannya dengan hal – hal keagamaan, nama
Tuhan atau kata gantinya (kata ganti Tuhan), dan kitab – kitab suci.
Misalnya :
Allah
Yang Mahakuasa
Yang mahakasih
Yang Maha Pengasih
Yang Maha Penyayang
Qur’an
Islam
Weda
Alkitab
Kristen
Nasrani
Terimakasih atas pertolngan-Mu.
Ya Tuhan bimbinglah hamba-Mu ini.
Tunjukkan kaepadaku jalan yang engkau
beri berkah.
Kita wajib berterimakasih atas
rahmat-Nya.
Catatan
: Mu, Nya, dan Engkau adalah contoh kata ganti untuk tuhan. Penulisannya
mempergunakan huruf capital atau huruf besar setelah tanda penghubung.
D.
Huruf kapital
atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan
dan keagamaa yang diikuti nama orang.
Misalnya :
Mahaputra
Yamin
Sultan
Hasanuddin
Haji
Agus Salim
Imam
Syafii
Catatan : Gelar kehormatan, keturunan,
atau keagamaan yang tidak diikuti nama tetap ditulis dengan huruf kecil saja.
Misalnya :
Para haji berkumpul dikarantina sebelum
dipilangkan ke rumahnya.
Sebagai sultan, Hasanuddin sangat
disegani oleh lawan – lawannya.
E.
Huruf kapital
atau huruf besar dipakai sebagai nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama
orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi,
atau nama tempat.
Misalnya :
Presiden Suharto
Gubernur Basofi
Sudirman
Menteri Rudini
Doktor S. Yasin
Perdana Menteri Mahatir
Mohammad
Laksamana Muda Udara
Husein Sastra Negara
Panglima Faisal Tanjung
Catatan : Jika tidak diikuti nama maka
penulisan tetap mempergunakan huruf
kecil (buakan huruf capital atau huruf besar).
Misalnya :
Hari ini camat baru itu
dilantik.
Para gubernur
mengadakan rapat.
Ali M, dilantik sebagai
mayor jenderal yang baru.
F.
Huruf kapital
atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama nama bahasa, nama suku, dan nama
bangsa.
Misalnya :
bangsa
Indonesia
suku
Madura
Catatan : Penulisan nama bangsa, suku,
dan bahasa di bawah ini termasuk pengecualian, yakni ditulis dengan memakai
hurf kecil, karena adanya kaidah penulisan proses morfologis.
Misalnya :
Gayanya
kejawa – jawaan
Logatnya
keinggris – inggrisan
G.
Huruf kapital
atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama nama orang
Misalnya :
Muhammad
Ali Mustofa
Amir
Nurtono
Hadi
Suwito
Bambang
Guguk
Catatan : Hurf kapital tidak dipakai
sebagai huruf pertama nama orang yang digunakan sebagai nama jenis atau suatu
ukuran.
Misalnya :
Mesin disel
10
volt
5
ampere
H.
Huruf kapital
atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, atau suatu peristiwa
sejarah.
Misalnya :
hari
raya Idul Fitri
hari
Galungan
hari
Lebaran
bulan
Ramadhan
bulan
Hijriah
tahun
Masehi
tahun
Hijrah
Catatan : Jika huruf besar diatas
mengalami morfologis di bawah ini maka penulisannya mempergunakan huruf kecil
saja.
Misalnya :
Presiden
Sukarnu memproklamasikan kemerdekaan Indonesia
Selama
seminggu kami berada di luar negeri
I.
Huruf kapital
atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama nama resmi suatu badan, lembaga
pemerintahan dan ketatanegaraan, atau nama suatu dokumen resmi.
Misalnya :
Departemen
Dalam Negeri
Badan
Pemeriksa Keuangan
Dewan
Perwakilan Rakyat
Piagam
Jakarta
Undang
– undang Dasar Republik Indonesia
Lembaga
Bantuan Hukum
Catatan : Penulisan di bawah ini tetap
menggunakan huruf kecil saja.
Misalnya :
Hal
itu telah diatur oleh dewan.
Menurut
undang – undang dasar hal itu benar
Hal
tersebut memerlukan koordinasi antara departemen yang ada.
J.
Huruf kapital
atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama nama khas geografi
Misalnya :Amerika Serikat
Asia
Tenggara
Surabaya
Kali
Brantas
Kali
Mas
Catatan : Jika tidak atau bukan merupakan
suatu nama khas geografi maka kata –
kata tersebut diatas tetap ditulis menggunakan huruf kecil.
Misanya :
Perahu
itu berlayar melalui semua teluk
Air
minim diambil dari air kali yang sudah dibersihkan
K.
Huruf kapital
atau huruf besar dipakai sebagai kata sapaan dan singkatan nama gelar atau
title.
Misalnya :
Sdr.
(Saudara)
Ny.
(Nyonya)
Tn.
(Tuan)
Dr.
(Doktor)
Ir.
(Insinyur)
Prof.
(Profesor)
Catatan : Penul.isan di bawah ini tetap
di tulis dengan huruf kecil karena tidak mewakili kata sapaan atau gelar
sebagaimana tercantum seperti yang diatas tadi.
Misalnya :
Berapa
jumlah saudaramu?
Para
insinyur melakukan kegiatan bersama.
Semua
professor itu melakuak penelitian.
L.
Huruf kapital
atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama semua kata suatu nama buku,
majalah, surat kabar, dan judul sebuah tulisan atau karangan, kecuali penulisan
partikel. Penulisan pertikel tetap dengan memakai huruf kecil kecuali jika
partikel tersebut terletak pada posisi awal atau permulaan.
Misalnya :
Pemerintah
Membuka Kesempatan Kerja
Keamanaan
Indonesian
Ilmu
Matematika Modern
Dari
Ave Maria ke jalan Lain ke Roma
Catatan : Contoh partikel atau kata
depan dan kata sambung yang tetap ditulis dengan huruf kecil (kecuali pada
posisi awal)
Misalnya :
di,
ke, dari, pada, kepada, untuk, yang.
M.
Huruf kapital
atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan
kekerabatan seperti bapak, ibu, adaik, kakak, saudara, paman dan bibi yang
dipakai sebagaai kata ganti atau kata sapaan.
Misalnya :
Kapan
Saudara ke rumahku?
Berapa
harganya ini, Dik?
Hari
ini Nenek kemana?
Saya
ke rumah Ibu Amir.
Mereka
akan menghadap Ke Pak Lurah.
Besok
Bu Camat meresmikan gedung PKK.
Siapa
nama Anda?
Ini
uang siapa, Bi?
Catatan : Jika kata petunjuk hubungan
kekerabatan tersebut bukan merupakan kata sapaan maka tetap ditulis dengan
menggunakan huruf kecil.
Misalnya :
Para
bupati mengadakan rapat.
Besok
adik saya datang dari desa.
Sebagai
anak harus menghormati ibu dan bapak.
Semua
adik dan kakak saya sudah bekerja dan bekeluarga.
N.
Huruf kapital
atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata ganti anda.
Misalnya :
Sudahkah
Anda tahu?
Surat
Anda telah kami terima.
1.2
Huruf Miring
Huruf miring biasa dipakai dalam penulisan dengan
mempergunakan cetakan (bukan tulisan tangan). Penulisan huruf miring bukan
tanpa maksud, melainkan ada tujuan – tujuan tertentu. Oleh sebab itu
penulisnnya pun perlu diatur dalam kaidah bahasa (EYD).
A.
Menuliskan nama
buku, majalah, dan surat kabar yang dikutib dalam sebuah karangan atau tulisan.
Misalnya :
Ali
menggemari majalah Kuncup Bunga
Di
Bawah Lindungan Ka;bah cukup baik
Ayah
membaca suara Karya tiap hari
Ia
mengutip dari Majalah Sastra
Kamus
Pintar Bahasa Indonesia tulisan Drs. Sulchan Yasin.
B.
Menegasakan,
memperjelas, menekankan atau mengkhususkan huruf, bagian kata atau kelompok
kata (fase) karena ingin lebih menonjolkan bagian yang dicetak miring itu dari
pada kata lainnya sesudah atau sebelumnya.
Misalnya:
Kita
wajib mebantu pemerintah
Kata
sebab diakhiri dengan b bukan p
Mereka
naik kereta api gaya baru
Saya
angkat toi pada usahanya
C.
Menuliskan kata
nama – nama ilmiah atau ungkapan asing (kecuali yang telah diserap dan
disesuaikan ejaannya dengan ejaan Indonesia)
Misalnya :
Sekarang kita tidak lagi memakai kata
gap melainkan kesenjangan. Garcinia mangostana adalah nama ilmiah
untuk buah manggis.
Kata civis diterjemahkan menjadi kata tata
Negara.
Politik dumping bertujuan merusak pasaran.
Catatan
: penulisan huruf miring di pergunakan untuk penulisan melalui alat cetak. Namun
demikin jika ditulis dengan menggunakan tangan maka huruf miring yang
dimaksudkan dapat ditandai dengan memberikan garis bawah sebagai tanda dibawah
huruf atau kata (frase) yang dimaksudkan.
2.
Partikel
2.1
Partikel –lah, -kah, da –tah ditulis serangkai dengan
kata yang mendahuluinya.
Misalnya :
Bacalah
buku itu baik – baik.
Jakarta
adalah ibukota Republik Indonesia.
Apakah
yang tersirat dalam surat itu?
Siapakah
gerangan dia?
Apakah
gunanya bersedih hati?
2.2
Partikel pun ditulis terpisah darikata yang mendahuluinya.
Misalnya :
Apa
pun yang dimakannya ia tetap kurus
Hendak
pulang pun sudah tak ada kendaraan.
Jangankan
dua kali, satu kali pun engkau belum pernah dating kerumah ku.
Jika
ayah pergi, adik pun ingin pergi.
Catatan : Kelompok yang lazim dianggap
padu, misalnya, adapun, andaipun, ataupun, bagaimanapun, biarpun, kalaupun,
kendatipun, maupun, meskipun, sekalipun, walaupun ditulis serangkai.
Misalnya :
Adapun
sebab – sebab nya belum di ketahui.
Bagaimanapun
juga akan dicobanya menyelesaikan tugas itu.
Baik
para mahasiswa maupun mahasiswi ikut berdemonstrasi.
Sekalipun
belum memuaskan, hasil pekerjaan dapat dijadiakn pegangan.
Walaupun
miskin, ia selalu gembira.
2.3
Partikel per yang berarti mulai, demi, dan tiap
ditulis terpisah dari bagian kalimat yang mendahului dan mengikutinya.
Misalnya :
Pegawai
negri mendapat kenaikan gaji per 1 april
Mereka
masuk ke ruangan satu per satu.
Harga
kain itu Rp. 200.000 per helai.
3.
Angka dan Lambang Bilangan
3.1
Angka di pakai untuk menyatakan lambanh bilangan
atau nomor.
Dalam kehidupan sehari – hari kita mengenal angka
Arab dan Romawi dalam bentuk tulisan.
Bentuk angka
Arab : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9
Bentuk angka
Romawi : I, II, III,IV, V, VI ,VII, VIII, IX, X, L, C, M.
Jika dibandingkan
maka kedua angka tersebut berbentuk sebagai berikut :
I = 1 L = 50
II = 2 C = 100
III = 3 D = 500
IV = 4 M = 1.000
V = 5 V = 5.000
VI = 6
VII = 7
VIII = 8
IX = 9
X = 10
Perlu di ingat bahwa penambahan dan
pengurangan nilai dengan menuliskan angka tambahan dan pengurangan di belakang
dan depan bilangan sebelumnya hanya dapat dilakukan paling banyak tiga kali
untuk penambahan dan satu kali untuk pengurangan.
Misalnya :
VI =
6 (penambahan satu kalai)
VII =
7 (penambahan dua kali)
VIII =8
(penambahan tiga kali)
IX =
9 (pengurangan satu kali)
Demekian juga
dengan Romawi yang lain.
3.2
Angka dinyatakan
untuk menyatakan.
Angka dapat digunakan untuk menyatankan
:
a.
Ukuran panjang
b.
Ukuran berat
c.
Ukuran isi
d.
Satuan waktu
e.
Nilai uang
Misalnya :
a.
Ukauran panjang
:
15 meter (15 m)
0,5 kilometer (0,5 km)
123 desimeter (123 dm)
b.
Ukuran berat :
145 kilogram (145 km)
1,5 gram (1,5 g)
703 kwintal (703 kw)
c.
Ukuran isi :
6 liter (6 l)
48 kubik 48 (48 kb)
d.
Satuan waktu :
2
jam 38 menit
Pukul
13.00
17
Agustus 1995
50
tahun indonesia merdeka
e.
Nilai uang
300
rupiah ( Rp 300,00)
50
dolar Amerika
10
Pon inggris
3.3 Angka juga lazim
dipakai untuk menandai nomor rumah , jalan,apartemen, hotel, atau kamar pada
alamat.
Contoh : jalan pahlawan No. 130
Hotel mojopahit kamar 426
Jalan hayam wuruk II No. 45
3.4 Angka digunakan juga untuk menomori karangan atau
bagian-bagiannya.
Contoh : Bab v, pasal 8,
halaman 34
Bab XII, Pasal 23, Halaman 4
3.5 Penulisan Lambang Bilangan dengan huruf dilakukan dengan
cara memisahkan tiap- tiap bagian kata, misalnya :
23
dua puluh tiga ( Benar)
Duapuluh tiga (Salah )
3.6 Penulisan bilangan pecahan dilakukan demikian :
= ( setengah )
= ( tiga perempat )
5 % = ( Lima persen )
0,2 = ( dua perpuluh
2,5 = ( dua lima perpuluh, atau dua setengah )
1,09 = ( satu sembilan perseratus )
3.7 Penulisan kata bilangan tingkat ( bertingkat ) dapat
dilakukan dengan cara memakai angka Arab, angka Romawi, atau dengan
mempergunakan huruf.
Contoh
:
a.
Dengan Angka Arab :
Dia
anak ke- 2 dari keluarga Paman.
Ia
duduk di tingkat ke- 5
Bacalah
Bab ke-3 !
Hari
ini adalah Hari ke- 8 Ramadhan
Hari
ini adalah ulang tahun Kemerdekaaan Republik Indonesia yang ke – 50.
b.
Dengan angka Romawi :
Ia
adalah keturunan Hamengku Buwono VIII.
(dibaca
hamengku Buwono kedelapan )
Kakakku
sekarang berkuliah pada tingkat V.
(
dibaca tingkat kelima )
c.
Dengan huruf :
Sekarang
masuk abad kedua puluh
Di
keluarganya ia termasuk anak ketujuh.
Ali
adalah pemenang keseratus empat.
3.8 Penulisan kata bilangan yang mendapat akhiran – an adalah
sebagai berikut :
Misalnya :
a.
Contoh dengan angka Arab :
Lagu
itu terkenal pada tahun 60-an
Tukarkan
uang 5000-an dangan 1000-an
b.
Contoh dengan Huruf :
Usianya
sekitar tujuh puluhan.
Uangnya
jutaan.
Tukarkan
uangku dengan lima ribuan.
3.9 Lambang bilangan yng dapat dinyatakan dengan satu atau
dua kata ditulis dengan huruf ( tidak dengan angka Arab ), kcuali jika terjadi
atas beberapa lambang bilangan yang dirinci secara berurutan sebagaimana halnya
dalam bentuk paparan.
Contoh :
Dalam
sehari ia makan dua kali.
Usianya
dua puluh tahun.
Anggotanya
sebanyak 123 orang.
Dari
50 peserta, 15 orang ikut, dan 35 orang lainnya tidak ikut.
3.10
Lambang bilangan
pada awal kalimat harus senantiasa di tulis dengan huruf.
Contoh
:
Enam
belas tahun yang lalu ia meninggal.
Lima
saudaranya laki-laki semua.
Seratus
enam para calon siswa di terima.
Catatan
:
Harus
diingat bahwa angka arab dapat diletakkan di awal kalimat. Oleh sebab itu harus
di upayakan dengan mengubah susunannya sehingga memungkinkan tidak adanya angka
Arab pada awal kalimat.
Perhatikan
contoh kalimat dibawah ini !
15 orang di berangkatkan (
salah )
Lima belas orang di berangkatkan ( benar )
3.11
Angka yang
menyatakan bilangan bulat yang nilainya besar dapat di eja sebagian agar lebih
musdah di baca.
Contoh
:
Modal
industri kecil mencapai 200 juta rupiah.
3.12
Khusus untuk dokumen resmi angkanya perlu di tuliskan pula
dengan huruf. Misalnya pada kuitansi atau akta-akta perjanjian :
Contoh :
Pada kuitansi sering di tulis :
Banyaknya
uang terbilang : dua puluh ribu
lima ratus rupiah.
Tercatat
juga :
20.000,00
3.13
Penulisan lambang
bilangan dengan mempergunakan angka dan huruf pada dokumen
atau akta harus secara tepat menunjukan nilai ( jumlah) yang sama.
Contoh
:
Bersama
ini kami kirimkan 80.898 ( delapan puluh ribu delapan ratus sembilan puluh
delapan ) bata merah.
Saya
lampirkan kuitansi senilai rp 66.031,00 ( enam puluh enam ribu tiga satu rupiah
) untuk disimpan di kantor saudara.
4.
Penulisan
Unsur Dan Serapan
Dalam perkembangannya bahasa indonesia menyerap
unsur dari berbagai bahasa lain, baik dari bahsa daerah ataupun bahsa lain.
Contoh : bahasa sansekerta, bahasa Arab, portugis,
belanda dan inggris.
Dalam
taraf integrasinya, unsur pinjaman dalam bahasa indonesia dibagi 2 golongan :
a.
Unsur pinjaman
yang belum sepenuhnya terserap kedalam bahasa indonesia.
Contoh
: reshuffle, shuttle cock, l’exploitation de l’homme par l’homme.
b.
Unsur pinjaman
yang pengucapan dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa indonesia.
Kaidah
ejaan yag berlaku bagi unsur serapan :
Ø aa belanda menjadi a : paal pal
Octaaf Oktaf
Ø aa tetap ae jika tidak bervariasi dengan e :
aerobe aerob
aeridinamics aerodinamika
Ø ae bervariasi dengan e :
haemoglobin hemoglobin
haematite hematit
Ø ai tetap ai :
trailer trailer
caisson kaison
Ø c dimuka a, u , o dan konsonan menjadi K :
calomel kalomel
cubic kubik
Ø cc dimuka e dan I menjadi ks :
accent aksen
vaccine vaksin
Ø cch dan ch di muka a, o dan konsonan menjadi k :
sacchairin sakarin
charisma kharisma
Ø g ( sansekerta ) menjadi s :
gabda sabda
gastra sastra
Ø e tetap e :
effect efek
description deskripsi
Ø ei tetap ei :
eidetic eidetik
eicosane eikosan
Ø f tetap f :
fanatic fanatik
fossil fosil
Ø gh menjadi g :
sorghum sorgum
Ø gue menjadi g :
igue ige
gigue gige
5.
Kosa-
Kata
Bagian tata bahasa yang mempelajari kosa kata
addalah leksi kologi, yaitu ilmu yang mempelajari seluk-beluk kata, menyelidiki
kosa-kata suatu bahasa, baik mengenai pemakaian kata maupun maknanya, bentuk
dan sejarahnya.
Kosa-kata ( sansekerta; Kosa = perbendahan, kekayaan
khazanah. Sedangkan Kata = kesatuan gramatikal yang terkecil yang mempunyai
arti ).
Dengan
demikian kosa kata dapat diartikan sebagai berikut ( Adimiwarta, 1987 ):
Ø Semua kata yang terdapat dalam suatu bahasa
Ø Kata-kata yang di kuasai oleh seseorang, atau
kata-kata yang di pakai oleh segolongan orang dari lingkungan yang sama.
Ø Kata- kata yang dipakai dalam satu bidang ilmu
pengetahuan.
Perkembangan Kosa Kata Bahasa Indonesia
Bahasa indonesia sekarang tidak sama dengan bahasa indonesia
sepuluh tahun yang lalu, terutama dalam segi kosa katanya. Bertambah tinggi kebudayaan suatu bangsa, bertambsh
tinggi pula frekuensi pemakaian kosa katanya.
Dalam perkembanga kosa kata, bahasa indonesia
meneriam unsur-unsur bahasa daerah dan unsur-unsur bahasa asing, unsur-unsur
itu disebut unsur serapan.
A.
Unsur serapan dan bahasa daerah
Banyak
kosa-kata bahasa daerah yang diserap kedalam bahasa indonesia
Misalnya
: galak, ludes, santai, luwes, asoi, tuntas, heboh, kocak , ganyang, dll.
B.
Unsur serapan dari bahasa Asing
Disampin
unsur-unsur bahasa daerah yang terserap kedalam bahasa indonesia, unsur-unsur
bahasa asing pun tidak ketinggalan. Seperti bahasa sansekerta, arab, portugis,
belanda, inggris, perancis, dan bahasa lainnya.
Unsurr-unsur bahasa asing yang
terserap itu antaran lain adalah
:
a.
Dari bahasa
sansekerta :
Neraka, puasa, dewasa , agama, putra,
bumi bahasa, sastra, sorga , cahaya, bahagia dan sebagianya.
b.
Dari bahasa Arab
:
Kitab,akrab, nafkah, perlu,dunia,
akhirat,akhir, miskin , fikir, tafsir dan sebagainya.
c.
Dari bahasa
inggris :
Botol, pensil, pena,kiper, rileks,
jaket, buku dan sebagainya.
d.
Dari bahasa belanda
:
Lusin, lampu, mesin, semir,
administrasi, rehabilitas, dan sebagainya.
e.
Dari bahasa
tionghoa :
Bakso, mangkok, cawan, pinggan dan
sebagainnya.
f.
Dari bahasa
portugis :
Kemeja, lentera dan sebagainya.
5.1
Perubahan Kosa-kata
Dalam pertumbuhan dan perkembangaanya kosa kata
mengalami perubahan.
Perubahan itu dapat di bedakan menjadi 3 bentuk,
yaitu :
a.
Akibat
perubahan makna :
Perubahan makna bisa terjadi karena :
1.
Perluasaan makna
Misalnya : kata “ berlaya “ dulu berarti
bergerak dilautan atau perairan dengan memakai layar. Sekarang berati bergerak
dilautan atau perairan walaupun tanpa layar disebut juga berlayar.
Kata
“ saudara “ dulu berarti panggilan kekerabatan dalam lingkungan keluarga ( hubungan biologis ).sekarang berarti
semua teman sebaya di panggil saudara.
2.
Penyempitan Makna
Misalnya
: kata “ sarjana “, dulu berarti cendikiawan atau orang berilmu , sekarang kata
sarjana di pakai untuk orang yang telah menamatkan sekolah di perguruan tinggi.
3.
Pemindahan makna
Misalnya : kata “ galak “ berarti luas,
suka menyerang. Sekarang berarti mendorang atau memberi semangat.
Kata disko , dulu berarti cakram.
Sekarang berarti kaset, pirigan hitam,atau melantai dengan iringan piringan
hitam.
5.2 Sumber-sumber
Kosakata
a.
Kosa-kata
yang hilang :
1. Secara
insternal berwujud :
§ Pertentangan homonim,
yaitu kata-kata yang sama bentuknya, tetapi berbeda artinya.
Misalnya : kata bisa berarti racun dan
dapat juga berarti dapat, sanggup.
Kata
paku, berarti pasak dari besi, tetapi dapt juga berarti pukis yang dapat di
gulai.
§ Pemendekan kata,
yaitu asli katahilang di sebabkan pemendekan. Umumnya kata serapan.
Misalnya
: kata laboraturium di pendekan menjadi lab, televisi menjadi TV, populer
menjadi pop dan sebagainya.
2. Secara
Eksternal , yaitu banyak kata yang hilang tidak terpakai lagi. Hal ini erat
hubungannya dengan sejarah dan segi kemasyarakatannya.
Misalnya : kata gramofon,tarbus, kalam, dian, dan sebagainya. Kata-kata
tersebut hampir tidak terpakai dalam masyarakat, karena menghilangnya
benda-benda tersebut dalam masyarakat. Kata-kata harimau,tikus, ular, dan
sebagainya merupakan kata-kata tabu.
Kadang-kadang pemakai bahasa di hadap
kepada pilihan antara dua bentuk yang berbeda untuk menyatakan satu
pengertian,. Misalnya : kata gila, disebut kurang akal. Berak disebut buang air
besar, pergi berak disebut pergi kebelakang.
§ Munculnya kata-kata baru
Banyak
kata baru yang muncul
Misalnya
: pramugari, pramuniaga, santai, menunggal, wiraswasta, kesinambungan, asoi,
raimuna, talar.
Cara
pembentukan kata- kata tersebut pada dasrnya ada dua :
1.
Kata-
kata yang dibentuk dari sumber bahasa itu sendiri adalah sebagai berikut :
a. Afikasi, misalnya :
Mudah + ke-an -------- kemudahan
Tanggung
jawab + pe- an-------- pertanggung
jawaban
Masyarakat + me- kan ----- memasyarakatan.
b.
Analoginya,
yaitu berdasarkan bentuk- bentuk yang ada. Muncul bentuk yang baru, misalnya :.dari bentuk putra putri dan dewa
dewi dari bentuk tunanetra
muncul bentuk bentuk tunawisma, dan sebagainya.
c. Pemajukan, misalnya
: titik tolak, tepat guna, dan sebagainya.
d. Penyingkatan kata, kata populer menjadi pop, kata
laboraturium menjadi lab, informasi
menjadi info, dan sebagianya.
e. Akronim, misalnya : obstib dari operasi tertib, pungil dari
pungutan liar dan sebagianya.Pembentukan
kata- kata baru dengan penyingkatan dan akronim disebut leksikalis
f.
Konversasi,
yaitu pemindahan jenis kata ke jenis kata yang lain .
Misalnya : sisir rambut (
sisir = kata benda )
pahat kayu itu ( pahat = kata kerja )
pemindahan jenis kata
ini di sebabkan oleh tekanan dan intonasi.
g.Kontaminasi, yaitu
kekacauan pengabungan dua buah kata.
Misalnya : dari kata membungkukkan badan
dan menekurkan kepala dibentuk gabungan kata baru membungkukan kepala dan
menekurakan badan. Dari kata berulang-ulang dan berkali- kali dibentuk kata
berulang kali dan berkali ulang (belum terpakai ).
2.
Kata-
kata yang di pungut dari bahasa asing.
Pembentukan kosa kata
bahasa indonesia sudah lama berlangsung dengan cara memungut kosa kata bahasa
lain.
Hal
ini sebetulnya tidak hanya terjadi dalam bahasa indonesia saja, tetapi juga
bahasa- bahasa lain dilakukan dalam tiga bentuk yaitu :
1. Bentuk
tetap,
Seperti
outside,bridge, take, off, dan sebagainya.
2. Bentuk
serapan.
Seperti
: kontrak, cek, telepon, reaksi dan sebagainya.
3. Bentuk
terjemahan.
Seperti
: umpan balik dari feedback, daya kuda dari horse power, rumah sakit dari
ziekenhuis ( Bld ), dan sebagainya.
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
·
Huruf kapiat
atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.
·
Huruf kapital
atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama suatu kalimat petikan langsung
·
Huruf kapital
atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan
dan keagamaa yang diikuti nama orang.
·
Huruf kapital
atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan
dan keagamaa yang diikuti nama orang.
·
Huruf kapital
atau huruf besar dipakai sebagai nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama
orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi,
atau nama tempat.
·
Huruf kapital
atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama nama bahasa, nama suku, dan nama
bangsa.
·
Huruf kapital
atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, atau suatu peristiwa
sejarah.
·
Huruf kapital
atau huruf besar dipakai sebagai kata sapaan dan singkatan nama gelar atau
title.
·
Huruf kapital
atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan
kekerabatan seperti bapak, ibu, adaik, kakak, saudara, paman dan bibi yang
dipakai sebagaai kata ganti atau kata sapaan.
·
Huruf miring
biasa dipakai dalam penulisan dengan mempergunakan cetakan (bukan tulisan
tangan). Penulisan huruf miring bukan tanpa maksud, melainkan ada tujuan –
tujuan tertentu. Oleh sebab itu penulisnnya pun perlu diatur dalam kaidah
bahasa (EYD).
·
Angka di pakai
untuk menyatakan lambanh bilangan atau nomor.
Dalam
kehidupan sehari – hari kita mengenal angka Arab dan Romawi dalam bentuk
tulisan.
·
Dalam
perkembangannya bahasa indonesia menyerap unsur dari berbagai bahasa lain, baik
dari bahsa daerah ataupun bahsa lain.
·
Dalam
pertumbuhan dan perkembangaanya kosa kata mengalami perubahan.
B.
SARAN
Penggunaan EYD sangat penting untuk dapat berbicara
dengan baik dan benar, selain itu tata penulisan EYD sangat bermanfaat untuk
keperluan pendidikan, sarana komunikasi yang benar sehingga dapat menghasilkan
sebuah bahasa yang baik dan benar juga penulisan yang tepat. Oleh sebab itu
penggunaan EYD harus selalu di perhatikan oleh setiap kalangan baik itu dari
pelajar, mahasiswa, masyarakat dan juga instansi – instansi tertentu.
No comments:
Post a Comment