Friday 28 August 2015

HURUF KAPITAL, HURUF MIRING dan KOSA KATA



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Kita semua tentu menyadari betapa pentingnya peranan Bahasa Indonesia di tengah – tengah masyarakat Indonesia, terutama pelajar, mahasiswa dan cendekiawan. Bahasa Indonesia bkan hannya dapat digunakan sebagai alat komunikasi bagi manusia, tetapi juga sebagai alat pemersatu berbagai suku bangsa di Indonesia, membentuk kepribadian dan mempertebal rasa kesatuan. Di samping itu Bahasa Indonesia dapat juga digunakan sebagai alat penunjang bidang studi lain, sebagai penyimpan ilmu pengetahuan dan sebagainya.
Bahasa Indonesia sangat diperlukan untuk masyarakat Indonesia karena bahasa ini merupakan sebagai alat bersatunya bangsa Indonesia. Tapi pada saat ini banyak orang menggunakan Bahasa Indonesia dengan tidak sesuai aturan, dan hal ini disebabakan oleh perkembangan zaman dia antaranya timbulnya bahasa – bahasa gaul di kalangan anak muda baik itu mulai dari balita, anak – anak, remaja hingga dewasa. Mereka menggunakan Bahasa Indonesia tidak sesuai dengan kaidahnya. Sehingga hal ini mengakibatkan kalangan pelajar dan majasiswa menjadi kesulitan apabila mereka berada dalam keadaan – keadan tertentu yang harus menggunakan Bahasa Indonesia dangan benar. Dan hal ini akan menjadi sebuah peristiwa yang sangat memalukan dalam duni pendidikan Indonesia karena penerus – penerus Bangsa ini tidak lagi mengetahuai bagaimana caranya berbicara menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, dan ini dipengaruhi perubahan zaman.
Oleh sebab itu kami disini akan membahas tentang begaiman tata berbahasa dan penulisan yang benar dalam bahasa Indonesia. Hal ini agar kami sebagai mahasiswa tidak akan meninggalkan atau melupakan bahasa bangsa ini denga baik dan benar, yaitu bahasa Indonesia.
B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimanakah penulisan Huruf Kapital dan Huruf Miring?
2.      Bagaimanakah Penulisan Kata, Angka, Lambang bilangan, Unsur Serapan dan Partikel ?
3.      Bagaimanakah batasan kosa kata dan diksi ?
4.      Jelaskan  perubahan kosa kata ?
5.      Jelaskan sumber kosa kata ?
6.      Apa saja klasifikasi kata berdasarkan diksi ?
7.      Berikanlah contoh kutipan- kutipan yang menggunakan kata yang kurang tepat?
C.    Tujuan Masalah
1.      Mengetahui bagaimana cara penulisan huruf capital dan huruf miring.
2.      Mengetahui bagaimana cara penulisan kata, angka, laambang bilangan, unsure serapan dan partikel.
3.      Mengetahui batasan kosa kata dan diksi.
4.      Mengetahui perubahan-perubahan kosa kata.
5.      Mengetahui sumber-sumber kosa kata.
6.      Mengetahui klasifikasi kata berdasarkan diksi.
7.      Mampu menganalisis contoh kutipan yang menggunakan kata yang kurang tepat.

BAB II
PEMBAHASAN
HURUF KAPITAL, HURUF MIRING dan KOSA KATA

1.      Pemakaian Huruf Kapital dan Huruf Miring
1.1  Pemakaian Huruf Kapital
A.    Huruf kapiat atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.
Miasalnya :
            Dia mengantuk.
            Apa maksudnya?
            Kita harus bekerja keras.
            Pekerjaan itu belum selesai.
            Setiap pagi peteni pergi ke sawah.
            Berapa harganya?
Itukah rumahmu?
            Ambilakan pensilku di meja!
            Pergilah!

B.     Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama suatu kalimat petikan langsung. ( kaliamat petikan langsung ialah kaliamt yang ditulis atau diletakkan di antara dua tanda kutip, yakni tanda kutip awal dan tanda kutip akhir. Biasanya terdapat pada suatu contoh kalimat langsung.
Misalnya :
            Adik bertanya, “ Kapan kita palang?”
            Bapak menasihatkan, “ Berhati – hati, Nak!”
            “ Kemarin engkau terlambat,” katanya.
            “ Besok pagi,” kata ibu, “dia akan berangkat.”
            Ibu berkata, “ saya harus ke pasar.”
                          Ali bertanya, “ Berapa harganya?

C.  Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama suatu ungkapan yang ada hubungannya dengan hal – hal keagamaan, nama Tuhan atau kata gantinya (kata ganti Tuhan), dan kitab – kitab suci.
Misalnya :
            Allah
Yang Mahakuasa
Yang mahakasih
Yang Maha Pengasih
Yang Maha Penyayang
Qur’an
Islam
Weda
Alkitab
Kristen
Nasrani
Terimakasih atas pertolngan-Mu.
Ya Tuhan bimbinglah hamba-Mu ini.
Tunjukkan kaepadaku jalan yang engkau beri berkah.
Kita wajib berterimakasih atas rahmat-Nya.
Catatan : Mu, Nya, dan Engkau adalah contoh kata ganti untuk tuhan. Penulisannya mempergunakan huruf capital atau huruf besar setelah tanda penghubung.

D.       Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan dan keagamaa yang diikuti nama orang.
Misalnya :
            Mahaputra Yamin
            Sultan Hasanuddin
            Haji Agus Salim
            Imam Syafii
Catatan : Gelar kehormatan, keturunan, atau keagamaan yang tidak diikuti nama tetap ditulis dengan huruf kecil saja.
Misalnya :
Para haji berkumpul dikarantina sebelum dipilangkan ke rumahnya.
Sebagai sultan, Hasanuddin sangat disegani oleh lawan – lawannya.

E.     Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat.
Misalnya :
Presiden Suharto
Gubernur Basofi Sudirman
Menteri Rudini
Doktor S. Yasin
Perdana Menteri Mahatir Mohammad
Laksamana Muda Udara Husein Sastra Negara
Panglima Faisal Tanjung
Catatan : Jika tidak diikuti nama maka penulisan tetap mempergunakan huruf  kecil (buakan huruf capital atau huruf besar).
Misalnya :
Hari ini camat baru itu dilantik.
Para gubernur mengadakan rapat.
Ali M, dilantik sebagai mayor jenderal yang baru.
                       
F.      Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama nama bahasa, nama suku, dan nama bangsa.
Misalnya :
            bangsa Indonesia
            suku Madura
Catatan : Penulisan nama bangsa, suku, dan bahasa di bawah ini termasuk pengecualian, yakni ditulis dengan memakai hurf kecil, karena adanya kaidah penulisan proses morfologis.
Misalnya :
            Gayanya kejawa – jawaan
            Logatnya keinggris – inggrisan
           
G.    Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama nama orang
Misalnya :
            Muhammad Ali Mustofa
            Amir Nurtono
            Hadi Suwito
            Bambang Guguk
Catatan : Hurf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang digunakan sebagai nama jenis atau suatu ukuran.
Misalnya :
            Mesin disel
            10 volt
            5 ampere

H.    Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama nama tahun,  bulan, hari, hari raya, atau suatu peristiwa sejarah.
Misalnya :
            hari raya Idul Fitri
            hari Galungan
            hari Lebaran
            bulan Ramadhan
            bulan Hijriah
            tahun Masehi
            tahun Hijrah
Catatan : Jika huruf besar diatas mengalami morfologis di bawah ini maka penulisannya mempergunakan huruf kecil saja.
Misalnya :
            Presiden Sukarnu memproklamasikan kemerdekaan Indonesia
            Selama seminggu kami berada di luar negeri

I.       Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama nama resmi suatu badan, lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan, atau nama suatu dokumen resmi.
Misalnya :
            Departemen Dalam Negeri
            Badan Pemeriksa Keuangan
            Dewan Perwakilan Rakyat
            Piagam Jakarta
            Undang – undang Dasar Republik Indonesia
            Lembaga Bantuan Hukum
Catatan : Penulisan di bawah ini tetap menggunakan huruf kecil saja.
Misalnya :
            Hal itu telah diatur oleh dewan.
            Menurut undang – undang dasar hal itu benar
            Hal tersebut memerlukan koordinasi antara departemen yang ada.

J.       Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama nama khas geografi
Misalnya :Amerika Serikat
            Asia Tenggara
            Surabaya
            Kali Brantas
            Kali Mas
Catatan : Jika tidak atau bukan merupakan suatu nama khas geografi  maka kata – kata tersebut diatas tetap ditulis menggunakan huruf kecil.
Misanya :
            Perahu itu berlayar melalui semua teluk
            Air minim diambil dari air kali yang sudah dibersihkan

K.    Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai kata sapaan dan singkatan nama gelar atau title.
Misalnya :
            Sdr. (Saudara)
            Ny. (Nyonya)
            Tn. (Tuan)
            Dr. (Doktor)
            Ir. (Insinyur)
            Prof. (Profesor)
Catatan : Penul.isan di bawah ini tetap di tulis dengan huruf kecil karena tidak mewakili kata sapaan atau gelar sebagaimana tercantum seperti yang diatas tadi.
Misalnya :
            Berapa jumlah saudaramu?
            Para insinyur melakukan kegiatan bersama.
            Semua professor itu melakuak penelitian.

L.     Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama semua kata suatu nama buku, majalah, surat kabar, dan judul sebuah tulisan atau karangan, kecuali penulisan partikel. Penulisan pertikel tetap dengan memakai huruf kecil kecuali jika partikel tersebut terletak pada posisi awal atau permulaan.
Misalnya :
            Pemerintah Membuka Kesempatan Kerja
            Keamanaan Indonesian
            Ilmu Matematika Modern
            Dari Ave Maria ke jalan Lain ke Roma
Catatan : Contoh partikel atau kata depan dan kata sambung yang tetap ditulis dengan huruf kecil (kecuali pada posisi awal)
Misalnya :
            di, ke, dari, pada, kepada, untuk, yang.

M.   Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan seperti bapak, ibu, adaik, kakak, saudara, paman dan bibi yang dipakai sebagaai kata ganti atau kata sapaan.
Misalnya :
            Kapan Saudara ke rumahku?
            Berapa harganya ini, Dik?
            Hari ini Nenek kemana?
            Saya ke rumah Ibu Amir.
            Mereka akan menghadap Ke Pak Lurah.
            Besok Bu Camat meresmikan gedung PKK.
            Siapa nama Anda?
            Ini uang siapa, Bi?
Catatan : Jika kata petunjuk hubungan kekerabatan tersebut bukan merupakan kata sapaan maka tetap ditulis dengan menggunakan huruf kecil.
Misalnya :
            Para bupati mengadakan rapat.
            Besok adik saya datang dari desa.
            Sebagai anak harus menghormati ibu dan bapak.
            Semua adik dan kakak saya sudah bekerja dan bekeluarga.

N.    Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata ganti anda.
Misalnya :
            Sudahkah Anda tahu?
            Surat Anda telah kami terima.

1.2  Huruf Miring
Huruf miring biasa dipakai dalam penulisan dengan mempergunakan cetakan (bukan tulisan tangan). Penulisan huruf miring bukan tanpa maksud, melainkan ada tujuan – tujuan tertentu. Oleh sebab itu penulisnnya pun perlu diatur dalam kaidah bahasa (EYD).
A.    Menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutib dalam sebuah karangan atau tulisan.
Misalnya :
      Ali menggemari majalah Kuncup Bunga
      Di Bawah Lindungan Ka;bah cukup baik
      Ayah membaca suara Karya tiap hari
      Ia mengutip dari Majalah Sastra
      Kamus Pintar Bahasa Indonesia tulisan Drs. Sulchan Yasin.

B.     Menegasakan, memperjelas, menekankan atau mengkhususkan huruf, bagian kata atau kelompok kata (fase) karena ingin lebih menonjolkan bagian yang dicetak miring itu dari pada kata lainnya sesudah atau sebelumnya.
Misalnya:
      Kita wajib mebantu pemerintah
      Kata sebab diakhiri dengan b bukan p
      Mereka naik kereta api gaya baru
      Saya angkat toi pada usahanya

C.     Menuliskan kata nama – nama ilmiah atau ungkapan asing (kecuali yang telah diserap dan disesuaikan ejaannya dengan ejaan Indonesia)
Misalnya :
Sekarang kita tidak lagi memakai kata gap melainkan kesenjangan. Garcinia mangostana adalah nama ilmiah untuk buah manggis.
Kata civis diterjemahkan menjadi kata tata Negara.
Politik dumping bertujuan merusak pasaran.
Catatan : penulisan huruf miring di pergunakan untuk penulisan melalui alat cetak. Namun demikin jika ditulis dengan menggunakan tangan maka huruf miring yang dimaksudkan dapat ditandai dengan memberikan garis bawah sebagai tanda dibawah huruf atau kata (frase) yang dimaksudkan.
2.      Partikel
2.1  Partikel –lah, -kah, da –tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Misalnya :
      Bacalah buku itu baik – baik.
      Jakarta adalah ibukota Republik Indonesia.
      Apakah yang tersirat dalam surat itu?
      Siapakah gerangan dia?
      Apakah gunanya bersedih hati?

2.2  Partikel pun ditulis terpisah darikata yang mendahuluinya.
Misalnya :
      Apa pun yang dimakannya ia tetap kurus
      Hendak pulang pun sudah tak ada kendaraan.
      Jangankan dua kali, satu kali pun engkau belum pernah dating kerumah                   ku.
      Jika ayah pergi, adik pun ingin pergi.

Catatan : Kelompok yang lazim dianggap padu, misalnya, adapun, andaipun, ataupun, bagaimanapun, biarpun, kalaupun, kendatipun, maupun, meskipun, sekalipun, walaupun ditulis serangkai.

Misalnya :
      Adapun sebab – sebab nya belum di ketahui.
      Bagaimanapun juga akan dicobanya menyelesaikan tugas itu.
      Baik para mahasiswa maupun mahasiswi ikut berdemonstrasi.
      Sekalipun belum memuaskan, hasil pekerjaan dapat dijadiakn pegangan.
      Walaupun miskin, ia selalu gembira.

2.3  Partikel per yang berarti mulai, demi, dan tiap ditulis terpisah dari bagian kalimat yang mendahului dan mengikutinya.
Misalnya :
      Pegawai negri mendapat kenaikan gaji per 1 april
      Mereka masuk ke ruangan satu per satu.
      Harga kain itu Rp. 200.000 per helai.

3.      Angka dan Lambang Bilangan
3.1  Angka di pakai untuk menyatakan lambanh bilangan atau nomor.
Dalam kehidupan sehari – hari kita mengenal angka Arab dan Romawi dalam bentuk tulisan.
Bentuk angka Arab       : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9
Bentuk angka Romawi : I, II, III,IV, V, VI ,VII, VIII, IX, X, L, C, M.



Jika dibandingkan maka kedua angka tersebut berbentuk sebagai berikut :
I           =          1                                  L          =          50
II         =          2                                  C         =          100
III        =          3                                  D         =          500
IV        =          4                                  M         =          1.000
V         =          5                                  V         =          5.000
VI        =          6
VII      =          7
VIII     =          8
IX        =          9
X         =          10

            Perlu di ingat bahwa penambahan dan pengurangan nilai dengan menuliskan angka tambahan dan pengurangan di belakang dan depan bilangan sebelumnya hanya dapat dilakukan paling banyak tiga kali untuk penambahan dan satu kali untuk pengurangan.
Misalnya :
            VI        = 6 (penambahan satu kalai)
            VII      = 7 (penambahan dua kali)
            VIII     =8 (penambahan tiga kali)
            IX        = 9 (pengurangan satu kali)
Demekian juga dengan Romawi yang lain.

3.2  Angka dinyatakan untuk menyatakan.
Angka dapat digunakan untuk menyatankan :
a.       Ukuran panjang
b.      Ukuran berat
c.       Ukuran isi
d.      Satuan waktu
e.       Nilai uang

Misalnya :
a.       Ukauran panjang :
15 meter (15 m)
0,5 kilometer (0,5 km)
123 desimeter (123 dm)
b.      Ukuran berat :
145 kilogram (145 km)
1,5 gram (1,5 g)
703 kwintal (703 kw)
c.       Ukuran isi :
6 liter (6 l)
48 kubik 48 (48 kb)
d.      Satuan waktu :
2 jam         38 menit
Pukul         13.00
17 Agustus 1995
50 tahun indonesia merdeka
e.       Nilai uang
300 rupiah             ( Rp 300,00)
50 dolar Amerika
10 Pon inggris

3.3  Angka juga lazim dipakai untuk menandai nomor rumah , jalan,apartemen, hotel, atau kamar pada alamat.
Contoh : jalan pahlawan No. 130
                     Hotel mojopahit kamar 426
Jalan hayam wuruk II No. 45




3.4  Angka digunakan juga untuk menomori karangan atau bagian-bagiannya.
Contoh : Bab v, pasal 8, halaman 34
               Bab XII, Pasal 23, Halaman 4
3.5  Penulisan Lambang Bilangan dengan huruf dilakukan dengan cara memisahkan tiap- tiap bagian kata, misalnya :
23 dua puluh tiga        ( Benar)
     Duapuluh tiga        (Salah )
3.6  Penulisan bilangan pecahan dilakukan demikian :
           = ( setengah )
           = ( tiga perempat )
5 %      = ( Lima persen )
0,2       = ( dua perpuluh
2,5       = ( dua lima perpuluh, atau dua setengah )
1,09     = ( satu sembilan perseratus )
3.7  Penulisan kata bilangan tingkat ( bertingkat ) dapat dilakukan dengan cara memakai angka Arab, angka Romawi, atau dengan mempergunakan huruf.
Contoh :
a.       Dengan Angka Arab         :
Dia anak ke- 2 dari keluarga Paman.
Ia duduk di tingkat ke- 5
Bacalah Bab ke-3 !
Hari ini adalah Hari ke- 8 Ramadhan
Hari ini adalah ulang tahun Kemerdekaaan Republik Indonesia yang ke – 50.
b.      Dengan angka Romawi     :
Ia adalah keturunan Hamengku Buwono VIII.
(dibaca hamengku Buwono kedelapan )
Kakakku sekarang berkuliah pada tingkat V.
( dibaca tingkat kelima )
c.       Dengan huruf                    :
Sekarang masuk abad kedua puluh
Di keluarganya ia termasuk anak ketujuh.
Ali adalah pemenang keseratus empat.
3.8  Penulisan kata bilangan yang mendapat akhiran – an adalah sebagai berikut :
Misalnya           :
a.       Contoh dengan angka Arab          :
Lagu itu terkenal pada tahun 60-an
Tukarkan uang 5000-an dangan 1000-an
b.      Contoh dengan Huruf                   :
Usianya sekitar tujuh puluhan.
Uangnya jutaan.
Tukarkan uangku dengan lima ribuan.
3.9  Lambang bilangan yng dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf ( tidak dengan angka Arab ), kcuali jika terjadi atas beberapa lambang bilangan yang dirinci secara berurutan sebagaimana halnya dalam bentuk paparan.
Contoh  :
Dalam sehari ia makan dua kali.
Usianya dua puluh tahun.
Anggotanya sebanyak 123 orang.
Dari 50 peserta, 15 orang ikut, dan 35 orang lainnya tidak ikut.        
3.10                  Lambang bilangan pada awal kalimat harus senantiasa di tulis dengan huruf.
Contoh :
Enam belas tahun yang lalu ia meninggal.
Lima saudaranya laki-laki semua.
Seratus enam para calon siswa di terima.
 Catatan            :
Harus diingat bahwa angka arab dapat diletakkan di awal kalimat. Oleh sebab itu harus di upayakan dengan mengubah susunannya sehingga memungkinkan tidak adanya angka Arab pada awal kalimat.
Perhatikan contoh kalimat dibawah ini !
  15 orang di berangkatkan                   ( salah )
  Lima belas orang di berangkatkan      ( benar )
3.11                  Angka yang menyatakan bilangan bulat yang nilainya besar dapat di eja sebagian agar lebih musdah di baca.
Contoh :
Modal industri kecil mencapai 200 juta rupiah.
3.12                   Khusus untuk dokumen resmi angkanya perlu di tuliskan pula dengan huruf.  Misalnya pada kuitansi atau akta-akta perjanjian :
Contoh  :
  Pada kuitansi sering di tulis :
Banyaknya uang terbilang        : dua puluh ribu lima ratus rupiah.
Tercatat juga                             : 20.000,00
3.13                  Penulisan lambang bilangan dengan mempergunakan angka dan huruf pada  dokumen atau akta harus secara tepat menunjukan nilai ( jumlah) yang sama.
Contoh :
Bersama ini kami kirimkan 80.898 ( delapan puluh ribu delapan ratus sembilan puluh delapan ) bata merah.
Saya lampirkan kuitansi senilai rp 66.031,00 ( enam puluh enam ribu tiga satu rupiah ) untuk disimpan di kantor saudara.

4.      Penulisan Unsur Dan Serapan
Dalam perkembangannya bahasa indonesia menyerap unsur dari berbagai bahasa lain, baik dari bahsa daerah ataupun bahsa lain.
            Contoh : bahasa sansekerta, bahasa Arab, portugis, belanda dan inggris.
Dalam taraf integrasinya, unsur pinjaman dalam bahasa indonesia dibagi 2 golongan :
a.       Unsur pinjaman yang belum sepenuhnya terserap kedalam bahasa indonesia.
Contoh : reshuffle, shuttle cock, l’exploitation de l’homme par l’homme.
b.      Unsur pinjaman yang pengucapan dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa indonesia.
Kaidah ejaan yag berlaku bagi unsur serapan :
Ø  aa belanda menjadi a : paal                 pal
                                                            Octaaf            Oktaf
Ø  aa tetap ae jika tidak bervariasi dengan e :
aerobe                             aerob
aeridinamics                    aerodinamika
Ø  ae bervariasi dengan e :
haemoglobin                   hemoglobin
haematite                        hematit
Ø  ai tetap ai :
trailer                               trailer
caisson                            kaison
Ø  c dimuka a, u , o dan konsonan menjadi K :
calomel                            kalomel
cubic                               kubik
Ø  cc dimuka e dan I menjadi ks :
accent                              aksen
vaccine                            vaksin
Ø  cch dan ch di muka a, o dan konsonan menjadi k :
sacchairin                        sakarin
charisma                          kharisma
Ø  g ( sansekerta ) menjadi s :
gabda                              sabda
gastra                              sastra
Ø  e tetap e :
effect                              efek
description                      deskripsi
Ø  ei tetap ei :
eidetic                             eidetik
eicosane                          eikosan
Ø  f tetap f :
fanatic                             fanatik
fossil                               fosil
Ø  gh menjadi g :
sorghum                          sorgum
Ø  gue menjadi g :
igue                                 ige
gigue                               gige

5.      Kosa- Kata
Bagian tata bahasa yang mempelajari kosa kata addalah leksi kologi, yaitu ilmu yang mempelajari seluk-beluk kata, menyelidiki kosa-kata suatu bahasa, baik mengenai pemakaian kata maupun maknanya, bentuk dan sejarahnya.
Kosa-kata ( sansekerta; Kosa = perbendahan, kekayaan khazanah. Sedangkan Kata = kesatuan gramatikal yang terkecil yang mempunyai arti ).
Dengan demikian kosa kata dapat diartikan sebagai berikut  ( Adimiwarta, 1987 ):
Ø  Semua kata yang terdapat dalam suatu bahasa
Ø  Kata-kata yang di kuasai oleh seseorang, atau kata-kata yang di pakai oleh segolongan orang dari lingkungan yang sama.
Ø  Kata- kata yang dipakai dalam satu bidang ilmu pengetahuan.

Perkembangan Kosa Kata Bahasa Indonesia
Bahasa indonesia sekarang tidak sama dengan bahasa indonesia sepuluh tahun yang lalu, terutama dalam segi kosa katanya. Bertambah tinggi kebudayaan suatu bangsa, bertambsh tinggi pula frekuensi pemakaian kosa katanya.
Dalam perkembanga kosa kata, bahasa indonesia meneriam unsur-unsur bahasa daerah dan unsur-unsur bahasa asing, unsur-unsur itu disebut unsur serapan.

A.    Unsur serapan dan bahasa daerah
Banyak kosa-kata bahasa daerah yang diserap kedalam bahasa indonesia
Misalnya : galak, ludes, santai, luwes, asoi, tuntas, heboh, kocak , ganyang, dll.
B.     Unsur serapan dari bahasa Asing
Disampin unsur-unsur bahasa daerah yang terserap kedalam bahasa indonesia, unsur-unsur bahasa asing pun tidak ketinggalan. Seperti bahasa sansekerta, arab, portugis, belanda, inggris, perancis, dan bahasa lainnya.
Unsurr-unsur bahasa asing yang terserap itu antaran lain adalah :
a.       Dari bahasa sansekerta :
Neraka, puasa, dewasa , agama, putra, bumi bahasa, sastra, sorga , cahaya, bahagia dan sebagianya.
b.      Dari bahasa Arab :
Kitab,akrab, nafkah, perlu,dunia, akhirat,akhir, miskin , fikir, tafsir dan sebagainya.
c.       Dari bahasa inggris :
Botol, pensil, pena,kiper, rileks, jaket, buku dan sebagainya.
d.      Dari bahasa belanda :
Lusin, lampu, mesin, semir, administrasi, rehabilitas, dan sebagainya.
e.       Dari bahasa tionghoa :
Bakso, mangkok, cawan, pinggan dan sebagainnya.
f.       Dari bahasa portugis :
Kemeja, lentera dan sebagainya.

5.1  Perubahan Kosa-kata
Dalam pertumbuhan dan perkembangaanya kosa kata mengalami perubahan.
Perubahan itu dapat di bedakan menjadi 3 bentuk, yaitu :
a.      Akibat perubahan makna :
Perubahan makna bisa terjadi karena :
1.      Perluasaan makna
Misalnya : kata “ berlaya “ dulu berarti bergerak dilautan atau perairan dengan memakai layar. Sekarang berati bergerak dilautan atau perairan walaupun tanpa layar disebut juga berlayar.
            Kata “ saudara “ dulu berarti panggilan kekerabatan dalam lingkungan keluarga    ( hubungan biologis ).sekarang berarti semua teman sebaya di panggil saudara.
2.      Penyempitan Makna
Misalnya : kata “ sarjana “, dulu berarti cendikiawan atau orang berilmu , sekarang kata sarjana di pakai untuk orang yang telah menamatkan sekolah di perguruan tinggi.

3.      Pemindahan makna
Misalnya : kata “ galak “ berarti luas, suka menyerang. Sekarang berarti mendorang atau memberi semangat.
                   Kata disko , dulu berarti cakram. Sekarang berarti kaset, pirigan hitam,atau melantai dengan iringan piringan hitam.

5.2  Sumber-sumber Kosakata
a.      Kosa-kata yang hilang :
1.      Secara insternal berwujud :
§  Pertentangan homonim, yaitu kata-kata yang sama bentuknya, tetapi berbeda artinya.
Misalnya : kata bisa berarti racun dan dapat juga berarti dapat, sanggup.
Kata paku, berarti pasak dari besi, tetapi dapt juga berarti pukis yang dapat di gulai.
§  Pemendekan kata, yaitu asli katahilang di sebabkan pemendekan. Umumnya kata serapan.
Misalnya : kata laboraturium di pendekan menjadi lab, televisi menjadi TV, populer menjadi pop dan sebagainya.
2.      Secara Eksternal , yaitu banyak kata yang hilang tidak terpakai lagi. Hal ini erat hubungannya dengan sejarah dan segi kemasyarakatannya.
Misalnya : kata gramofon,tarbus, kalam, dian, dan sebagainya. Kata-kata tersebut hampir tidak terpakai dalam masyarakat, karena menghilangnya benda-benda tersebut dalam masyarakat. Kata-kata harimau,tikus, ular, dan sebagainya merupakan kata-kata tabu.
Kadang-kadang pemakai bahasa di hadap kepada pilihan antara dua bentuk yang berbeda untuk menyatakan satu pengertian,. Misalnya : kata gila, disebut kurang akal. Berak disebut buang air besar, pergi berak disebut pergi kebelakang.
§  Munculnya kata-kata baru
Banyak kata baru yang muncul   
Misalnya : pramugari, pramuniaga, santai, menunggal, wiraswasta, kesinambungan, asoi, raimuna, talar.
Cara pembentukan kata- kata tersebut pada dasrnya ada dua :
1.      Kata- kata yang dibentuk dari sumber bahasa itu sendiri adalah sebagai berikut :
a.   Afikasi, misalnya :
Mudah                   + ke-an -------- kemudahan
Tanggung jawab    + pe- an-------- pertanggung jawaban
Masyarakat            + me- kan ----- memasyarakatan.
b.   Analoginya, yaitu berdasarkan bentuk- bentuk yang ada. Muncul bentuk yang baru, misalnya :.dari bentuk putra putri dan dewa dewi dari bentuk tunanetra muncul bentuk bentuk tunawisma, dan sebagainya.
c.   Pemajukan, misalnya : titik tolak, tepat guna, dan sebagainya.
            d. Penyingkatan kata, kata populer menjadi pop, kata laboraturium menjadi lab,                            informasi menjadi info, dan sebagianya.
                        e. Akronim, misalnya : obstib dari operasi tertib, pungil dari pungutan liar dan                                         sebagianya.Pembentukan kata- kata baru dengan penyingkatan dan akronim                                               disebut leksikalis
                        f.   Konversasi, yaitu pemindahan jenis kata ke jenis kata yang lain .
                             Misalnya : sisir rambut        ( sisir = kata benda )
                                         pahat kayu itu        ( pahat = kata kerja )
                        pemindahan jenis kata ini di sebabkan oleh tekanan dan intonasi.
      g.Kontaminasi, yaitu kekacauan pengabungan dua buah kata.
     Misalnya : dari kata membungkukkan badan dan menekurkan kepala dibentuk gabungan kata baru membungkukan kepala dan menekurakan badan. Dari kata berulang-ulang dan berkali- kali dibentuk kata berulang kali dan berkali ulang (belum terpakai ).


2.      Kata- kata yang di pungut dari bahasa asing.

                        Pembentukan kosa kata bahasa indonesia sudah lama berlangsung dengan cara memungut kosa kata bahasa lain.
Hal ini sebetulnya tidak hanya terjadi dalam bahasa indonesia saja, tetapi juga bahasa- bahasa lain dilakukan dalam tiga bentuk yaitu :
1.      Bentuk tetap,
Seperti outside,bridge, take, off, dan sebagainya.
2.      Bentuk serapan.
Seperti : kontrak, cek, telepon, reaksi dan sebagainya.
3.      Bentuk terjemahan.
Seperti : umpan balik dari feedback, daya kuda dari horse power, rumah sakit dari ziekenhuis ( Bld ), dan sebagainya.


BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
·         Huruf kapiat atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.
·         Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama suatu kalimat petikan langsung
·         Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan dan keagamaa yang diikuti nama orang.
·         Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan dan keagamaa yang diikuti nama orang.
·         Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat.
·         Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama nama bahasa, nama suku, dan nama bangsa.
·         Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama nama tahun,  bulan, hari, hari raya, atau suatu peristiwa sejarah.
·         Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai kata sapaan dan singkatan nama gelar atau title.
·         Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan seperti bapak, ibu, adaik, kakak, saudara, paman dan bibi yang dipakai sebagaai kata ganti atau kata sapaan.
·         Huruf miring biasa dipakai dalam penulisan dengan mempergunakan cetakan (bukan tulisan tangan). Penulisan huruf miring bukan tanpa maksud, melainkan ada tujuan – tujuan tertentu. Oleh sebab itu penulisnnya pun perlu diatur dalam kaidah bahasa (EYD).
·         Angka di pakai untuk menyatakan lambanh bilangan atau nomor.
Dalam kehidupan sehari – hari kita mengenal angka Arab dan Romawi dalam bentuk tulisan.
·         Dalam perkembangannya bahasa indonesia menyerap unsur dari berbagai bahasa lain, baik dari bahsa daerah ataupun bahsa lain.
·         Dalam pertumbuhan dan perkembangaanya kosa kata mengalami perubahan.

B.     SARAN
Penggunaan EYD sangat penting untuk dapat berbicara dengan baik dan benar, selain itu tata penulisan EYD sangat bermanfaat untuk keperluan pendidikan, sarana komunikasi yang benar sehingga dapat menghasilkan sebuah bahasa yang baik dan benar juga penulisan yang tepat. Oleh sebab itu penggunaan EYD harus selalu di perhatikan oleh setiap kalangan baik itu dari pelajar, mahasiswa, masyarakat dan juga instansi – instansi tertentu.




No comments:

Post a Comment