Friday 28 August 2015

KONSEP EVALUASI PEMBELAJARAN KLINIK DAN LABOR

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pendidikan tenaga keperawatan di Indonesia bertujuan untuk menyediakan tenaga kesehatan dalam jumlah dan jenis yang sesuai,yang memiliki ciri budi luhur, tangguh,cerdas,terampil, mandiri, memiliki rasa kesetiakawanan, bekerja keras, produktif, kreatif,inovatif,disiplin serta berorientasi kepada masa depan sesuai asas profesionalisme masing-masing. Program profesi Ners pada dasarnya merupakan penerapan pengetahuan-pengetahuan keperawatan dalam praktik langsung dengan mahasiswa. Program Ners merupakan pengalaman klinik,yang merupakan aspek paling penting dalam kurikulum pendidikan Ners.
 Pembelajaran merupakan salah satu proses yang ada dipendidikan klinik. Menurut Emilia (2008)pembelajaran adalah suatu proses yang kompleks.Pembelajaran klinik dalam keperawatan merupakan wahana yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menerjemahkan pengetahuan teoritis kedalam pembelajaran.
Rumah sakit merupakan fasilitas yang mutlak yang harus ada karena menjadi tempat mengembangkan pengalaman belajar klinik(Emilia, 2008).Lingkungan belajar klinik di rumah sakit merupakan konteks sosial yang unik dengan kondisi khusus untuk pembelajaran kegiatan dan sumber belajar kesempatan untuk praktik dan aplikasi pengetahuan dan evaluasi. Lingkungan belajar sangatlah penting karena mempengaruhi pendekatan belajar yang di ambil oleh mahasiswa dan akhirnya akan mempengaruhi pencapaian kompetensi mahasiswa.Lingkungan belajar yangbaik adalah lingkungan yangmenstimulasi rasa ingin tahu dan kebutuhan untuk mengerti, bukan menstimulasi kegelisahan dan kompetisi.

B.     Rumusan Masalah
Bertitik tolak dalam latar belakang di atas maka dapat dirumuskan permasalan seperti berikut :
1.      Apa yang dimaksud dengan evaluasi?
2.      Apasajakah tahapan dari evaluasi?
3.      Apa istilah pada pengajaran klinik dan pratika yang terkait dengan evaluasi?
4.      Bagaimanakah sifat-sifat pembelajaran klinik?
C.    Tujuan Penulisan
Setiap sesuatu pastilah memiliki tujuan, termasuk juga tujuan dari penulisan makalah ini yang diantaranya :
1.      Untuk mengetahui tentang evaluasi dalam klinik dan praktik.
2.      Supaya kita dapat mengetahui bagaimana caranya melakukan evaluasi dalam klinik dan praktik.
3.      Supaya kita dapat melakukan evaluasi dalan klinik dan praktik.

D.    Manfaat Penulisan
Manfaat dari makalah ini antara lain :
1.      Memperoleh dan menambah bekal dalam bidang ilmu tentang keperawatan.
2.      Dapat menjadi tolak ukur dalam menjalani profesi perawat dikemudian hari.
3.      Menjadi sumber ilmu dalam bidang ilmu keperawatan.


















BAB II
KAJIAN TEORI

2.1   Evaluasi Pembelajaran Klinik
Evaluasi adalah suatu proses berkelanjutan tentang pengumpulan dan penafsiran informasi untuk menilai keputusan-keputusan yang dibuat dalam merancang suatu sistem pembelajaran (Hamalik, 2003). Masih menurut Hamalik evaluasi belajar mengajar merupakan bagian integral dalam proses pendidikan. Karena itu harus dilakukan oleh setiap pendidik sebagai bagian dari tugasnya dalam merancang sistem pembelajaran. Setiap merancang sistem pembelajaran, sebaiknya telah ditetapkan terlebih dahulu tujuan-tujuan yang ingin dicapai yang akan dituangkan dalam rumusan rencana evaluasi.
Evaluasi atau penilaian tidak hanya dilakukan terhadap hasil belajar tetapi juga dilakukan terhadap proses pengajaran itu sendiri. atau rancangan pembelajaran yang telah disusun Banyak keuntungan yang didapat apabila evaluasi telah direncanakan sebelumnya dan dikelola dengan baik. Keuntungan-keuntungan itu antara lain: memberikan kemudahan dalam mengkaji ulang model. Membantu dalam mengumpulkan informasi tentang pemahaman peserta didik terhadap suatu materi dan memberikan waktu yang cukup untuk merancang tes sehingga tes yang dilakukan tidak terkesan asal-asalan.
Pengelolaan evaluasi pembelajaran klinik adalah pelaksanaan evaluasi terhadap pembelajaran di klinik. Pembelajaran di klinik tidak sama dengan pembelajaran di kelas atau pun di laboratorium. Mahasiswa yang melaksanakan praktik biasanya terbagi menjadi kelompok-kelompok kecil dengan jumlah 8-12 mahasiswa untuk setiap bagian.
Masing-masing bagian melaksanakan praktik klinik selama tiga sampai dengan empat minggu, tergantung kompetensi yang harus dicapai mahasiswa dan bobot SKS yang harus ditempuh pada setiap bagian. Pelaksanaan evaluasi pembelajaran klinik ada kecenderungan dilaksanakan pada minggu terakhir di setiap siklusnya. Pengelolaan evaluasi pada setiap bagian bisa saja berbeda, akan tetapi prinsip, syarat, alat dan model evaluasi sebaiknya dipahami instruktur klinik. Sehingga evaluasi yang dilaksanakan benar-benar mampu menilai pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Hasil evaluasi bukan merupakan suatu hal yang bersifat subjektif atau keberuntungan. Baik buruknya hasil evaluasi akan menjadi indikator suatu institusi, bahkan turut menentukan apakah suatu program masih layak dipertahankan seandainya berdasarkan hasil evaluasi yang telah dilakukan adalah kurang memuaskan. Oleh karena itu baik tidaknya pengeloaan evaluasi ikut menentukan penguasaan mahasiswa terhadap kompetensi yang harus dicapainya dan berdampak pada mutu suatu institusi.

2.2   Sasaran Evaluasi Pembelajaran
Sasaran evaluasi proses pembelajaran adalah pelaksanaan dan pengelolaan pembelajaran untuk memperoleh pemahaman tentang strategi pembelajaran yang dilaksanakan oleh dosen, cara mengajar dan media pembelajaran yang digunakan Oleh dosen dalam pembelajaran, serta minat, sikap dan cara/kebiasaan belajar mahasiswa.

2.3     Tahapan Pelaksanaan Evaluasi
Tahapan pelaksanaan evaluasi proses pembelajaran adalah penentuan tujuan, menentukan desain evaluasi, pengembangan instrumen evaluasi, pengumpulan informasi/data, analisis dan interpretasi dan tindak lanjut.
a. Menentukan tujuan
1.    Tujuan evaluasi proses pembelajaran dapat dirumuskan dalam bentuk pernyataan atau pertanyaan. Secara umum tujuan evaluasi proses pembelajaran untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut: (1) Apakah strategi pembelajaran yang dipilih dan dipergunakan oleh dosen efektif,
2.     Apakah media pembelajaran yang digunakan oleh dosen efektif,
3.    Apakah cara mengajar dosen menarik dan sesuai dengan pokok materi sajian yang dibahas, mudah diikuti dan berdampak mahasiswa mudah mengerti materi sajian yang dibahas,
4.    Bagaimana persepsi mahasiswa terhadap materi sajian yang dibahas berkenaan dengan kompetensi dasar yang akan dicapai,
5.     Apakah mahasiswa antusias untuk mempelajari materi sajian yang dibahas,
6.     Bagaimana mahasiswa mensikapi pembelajaran yang dilaksanakan oleh dosen,
7.     Bagaimanakah cara belajar mahasiswa mengikuti pembelajaran yang dilaksanakan oleh dosen.

b. Menentukan desain evaluasi
Desain evaluasi proses pembelajaran mencakup rencana evaluasi proses dan pelaksana evaluasi. Rencana evaluasi proses pembelajaran berbentuk matriks dengan kolom-kolom berisi tentang: No. Urut, Informasi yang dibutuhkan, indi-kator, metode yang mencakup teknik dan instrumen, responden dan waktu. Selanjutnya pelaksana evaluasi proses adalah dosen mata kuliah yang bersangkutan.

c. Penyusunan instrumen evaluasi
Instrumen evaluasi proses pembelajaran untuk memperoleh informasi deskriptif dan/atau informasi judgemental dapat berwujud (1) Lembar pengamatan untuk mengumpulkan informasi tentang kegiatan belajar mahasiswa dalam mengikuti pembelajaran yang dilaksanakan oleh dosen dapat digunakan oleh dosen sendiri atau oleh mahasiswa untuk saling mengamati, dan (2) Kuesioner yang harus dijawab oleh mahasiswa berkenaan dengan strategi pembelajaran yang dilaksanakan dosen, metode dan media pembelajaran yang digunkan oleh dosen, minat, persepsi maha-siswa tentang pembelajaran untuk suatu materi pokok sajian yang telah terlaksana.

d. Pengumpulan data atau informasi
Pengumpulan data atau informasi dilaksanakan secara obyektif dan terbuka agar diperoleh informasi yang dapat dipercaya dan bermanfaat bagi peningkatan mutu pembelajaran. Pengumpulan data atau informasi dilaksanakan pada setiap akhir pelak-sanaan pembelajaran untuk materi sajian berkenaan dengan satu kompetensi dasar dengan maksud dosen dan mahasiswa memperoleh gambaran menyeluruh dan kebulatan tentang pelaksanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan untuk pencapaian penguasaan satu kompetensi dasar.

e. Analisis dan interpretasi
Analisis dan interpretasi hendaknya dilaksanakan segera setelah data atau  informasi terkumpul. Analisis berwujud deskripsi hasil evalusi berkenaan dengan proses pembelajaran yang telah terlaksana; sedang interpretasi merupakan penafsiran terhadap deskripsi hasil analisis hasil analisis proses pembelajaran. Analisis dan interpretasi dapat dilaksanakan bersama oleh dosen dan maha-siswa agar hasil evaluasi dapat segera diketahui dan dipahami oleh dosen dan maha-siswa sebagai bahan dan dasar memperbaiki pembelajaran selanjutnya.

2.6 Tindak lanjut
Tindak lanjut merupakan kegiatan menindak lanjuti hasil analisis dan interpretasi. Dalam evaluasi proses pembelajaran tindak lanjut pada dasarnya berkenaan dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan selanjutnya dan evaluasi pembelajarannya. Pembelajaran yang akan dilaksanakan selanjutnya merupakan keputusan tentang upaya perbaikan pembelajaran yang akan dilaksanakan sebagai upaya peningkatan mutu pembelajaran; sedang tindak lanjut evaluasi pembelajaran berkenan dengan pelaksanaan dan instrumen evaluasi yang telah dilaksanakan mengenai tujuan, proses dan instrumen evaluasi proses pembelajaran.

2.7    Istilah Pada Pengajaran Klinik Dan Pratika Yang Terkait Dengan Evaluasi
                      I.            Laboraturium
èsuatu tempat, situasi atau seperangkat keadaan yang kondusif untuk melakukan suatu uji coba, penelitian & pengamatan.
                   II.            Laboraturium klinik
èsuatu tempat dimana peserta didik bertemu dengan klien untuk menerapkan keterampilan profesional(kognitif, afektif, dan psikomotor).
                 III.            Laboraturium pendidikan
èsuatu tempat yang dirancang khusus untuk melatih keterampilan yang memerlukan alat-alat yang tidak mungkin dipindah- pindah.
                        
2.8  Sifat-Sifat Pembelajaran Klinik
Evaluasi pembelajaran klinik mempunyai sifat-sifat tertentu, seperti:
a.       Bersifat subyektif.
Evaluasi pembelajaran klinik bersifat subyektif karena:
1.      Melibatkan manusia dengan kumpulan nilainya yang mempengaruhi proses.
2.      3 aspek yang dinilai,yaitu: kognitif, afektif, dan psikomotor.
b.      Proses evaluasi dapat meningkatkan perkembangan-perkembangan nasional dan pembelajaran peserta didik atau menghancurkan golongan belajar.
Evaluasi pembelajaran klinik merupakan dasar untuk mengetahui pencapaian objektif klinik.
Tingkat pengukuran penampilan klinis
1.      Pre-requisites for clinical abilities
2.      Compponent clinical abilities
3.      Composite clinical performance
4.      Competent clinical praktice

1.      Pre-requisites for clinical aabilities
Ciri-cirinya:
·         Fokus: “do they know it”
·         Meliputi:
ü  Penguasaan fakta, konsep & prinsip
ü  Ketrampilan tertentu
ü  Atribut personal
2.      Component clinical abilities
Ciri-cirinya:
·         Fokus: “can they do it right?”
·         Yang di ukur adalah:
ü  Aplikasi pengetahuan prasyarat
ü  Keterampilan teknik dan prosedur keperawatan
ü  Keterampilan afektif
ü  Pengukuran dengan checklist, rating scale, responsi
3.      Composite clinical performance
·         Fokus:”can they get it right”        
·         Case management
·         Integrasi dari aktivitas:
ü  kognitif
ü  afektif
ü  Psikomotor
4.      Competent clinical practice
·         Akumulasi ketiga tingkat kemampuan sebelumnya
·         Untuk mengelola klien pada situasi pelayanan tertentu

2.9     Metode evaluasi
1.      Observasi
2.      Komunikasi tertulis/laporan
3.      Komunikasi lisan
4.      Simulasi
5.      Evaluasi diri
6.      OSCE/OSPE
OBSERVASI
1.         Digunakan untuk mengevaluasi penampilan psikomotor, sikap, prilaku, interaksi baik verbal maupun non verbal.
2.         Banyak dipengaruhi oleh latar belakang & ekspetasi pengamatan dan dapat mempengaruhi reliabilitas dan objektivitas evaluasi.
3.         Perangkat evaluasi
a.         Kejelasan aspek yang diobservasi & batasan nilau(score)
b.        Pemberian umpan balik(feed back) dilakukan segera
c.         Setelah observasi dilaksanakan& diikuti proses diskusi
Alat evaluasi: daftar penampilan,catatan anekdot, insiden kritis, skala peringkat dan video tip
KOMUNIKASI TERTULIS/LAPORAN
a.       Untuk mengevaluasi kognitif dan pemecahan masalah melalui proses analisa, sintesa& evaluasi.
b.      Dilaksanakn dengan cara memberikan penugasan pada peserta didik untuk menuliskan hasil pengamatan, hasil rangkaian kegiatan melaksanakan tindakan keperawatan atau asuhan keperawatan  erupa laporan tertulis.


KOMUNIKASI LISAN/ORAL
a.       Terjadi tanya jawab perkembangan klien atau dialog terhadap pertanyaan yang diajukan penguji.
b.      Pembimbing melakukan validasi terhadap data yang dikumpulkan dalam penyusunan tempra.
c.       Menilai alasan terhadap tindakan yang dilakukan mahasiswa.
d.      Menilai kemampuan/ pengetahuan mahasiswa tentang gangguan yang dialami oleh klien, perkembangan klien dan tanda dan gejala yang terdapat pada klien.
SIMULASI
a.       Kompleksitas masalah yang disimulasikan dan tindakan keperawatan yang terkait yang harus dilakukan dapat terkontrol.
b.      Evaluasi dapat berfokus pada prilaku kognitif, psikomotor atau afektif.
EVALUASI MANDIRI
a.       Suatu keterampilan perkembangan yang komplek yang memerlukan instruksi& praktik, & harus diajarkan pada peserta didik dengan cara yang sistematik.
b.      Harus disertai dengan diskusi pengajar peserta didik untuk saling mengevaluasi dan membuat keputusan berkaitan denan pengalaman belajar yang selanjutnya.
c.       Paling tepat diunakan untuk evaluasi formatif.
OSCE/OSPE
a.       Dapat secara bersamaan dievaluasi kemampuan pengetahuan, psikomotor, keterampilan dan sikap.
b.      Meliputi:
1.      Pengkajian riwayat penyakit.
2.      Pemeriksaan fisik.
3.      Pemeriksaan laboraturium.
4.      Identifikasi masalah.
5.      Interpretasi data.
6.      Menetapkan pengelolaan klien.
7.      Mendemonstrasikan prosedur.
8.      Kemampuan komunikasi.
9.      Pemberian pendidikan kesehatan.
2.10 Penggunaan Strategi Ganda Untuk Evaluasi Klinik
a.       Rentang prilaku yang akan dinilai di lingkungan praktik dan perbedaan diantara peserta didik memerlukan keanekaragaman metode evaluasi.
b.      Penggunaan strategi yang berbeda untuk kelompok peserta didik yang berbea atau bahkan sama akan memberikan diversitas yang dibutuhkan pengajar di dalam praktek pengajarannya.
c.       Pendekatan evaluasi dikembangkan berdasarkan keinginan staf pengajar untuk berani menghadapi dan beradaptasi dengan situasi baru.

2.11Ujian Klinik Dengan Objective Terstruktur (OSCE)
a.       Bahwa setiap kopetensi klinik di uji uniform(satu bentuk) & secara objektif pada semua mahasiswa yang menjalani ujian tertentu.
b.      Kopetensi klinik yang akan di uji dipecah menjadi keterampilan tertentu & datar dalam bentuk beberapa station yang dilalui secara rotasi sampai menyelesaikan suatu siklus.
c.       Station dibagi menjadi 2 kategori yaitu prosedur station kerja dan station pertanyaan interpretasi.
Penggunaan OSCE                                                
1.      Pengkajian sumatif pada under atau post graduate.
2.      Pengkajian formatif-umpan balik.
3.      Tes seleksi untuk menentukan area keterampilan yang tertinggi.
4.      Pelengkap terhadap metode lain seperti pada kasus panjang.
OSCE dan kriteria alat pengkajian yang baik
1.      Validitas
2.      Reliabilitas
3.      Objectivitas
4.      Kepraktisan/ praktikabilitas
Kelebihan OSCE
1.      Penekanan pada pengkajian kinerja ketrampilan dibandinngkan pengetahuan teoritikal mahasiswa
·         Mahasiswa dicermati lebih baik ketika melakukan tugas dibandingkan acuan asesman pada hasil yang di laporkan
·         Penguji mempunyai kontrol yang lebih baik pada sejumlah besar isi
·         Rentang ketrampilan klinik lebih luas bisa diuji pada periode waktu yang singkat
·         Variabel klien dan penguji dapat dihindari
·         Memungkinkan umpan balik
·         Kesalahan pembelajaran bisa dikoreksi lebih efektif
Kekurangan OSCE
·         Hanya bagian-bagian pengetahuan yang diujikan& bukannya pendekatan keseluruhan pada manajemen pasien
·         Penguji yang mengamati mahasiswa berulang kali melakukan tugas yan sama
·         Pasien kadang sukar diperiksa atau ditanya berulang kali tentang hal yang sama
·         Melakukuan pengorganisasian & waktu yang lebih banyak dalam membina sistem.
Pengorganisasian OSCE
·         Serupa dengan ujian tradisional hanya berbeda pada persiapan awal materi ujian, karena lebih banyak waktu untuk:
a.       Mengidentifikasi sebelumnya masalah atau klien yang diberikan
b.      Memutuskan dan menyiapkan pertanyaan yang digunakan
c.       Menyiapkan cecklist bagi semua masalah
·         Pengorganisasian OSCE mencakup 4 langkah:
a.       Rencana pendahuluan
b.      Pengorganisasian sehari sebelumnya
c.       Pada hari ujian dan
d.      Setelah ujian
Objective Structured Practical Examination (OSPE)
·         Desain untuk mendapatkan ide yang rasionabel tentang pencapaian mahasiswa pada setiap objektifitas latihan praktek.
·         Secara umum,objektif dari subjek mata ajar dengan praktek adalah bahwa pada akhir mata ajar mahasiswa mampu:
·         Mendemontrasikan keterampilan praktek tertentu
·         Melakukan pengamatan dengan benar dan cermat
·         Menganalisa & menginterpretasi data
·         Menunjukkan kemauan moral untuk selalu mempertanyakan
·         Menjelaskan dengan logis hasil observasi yang tidak diharapkan
Pengiorganisasian OSPE
·         Station prosedur
·         Station pertanyaan
Manfaat atau keuntungan OSPE
a.       Reliable dan valid
b.      Bisa menguji pencapaian yang disusun secara objektif
c.       Penguji bisa mendesain dengan cermat uji jauh sebelum ujian dilaksanakan
d.      Penguji bisa mengontrol isi & kerumitan ujian
e.       Penekanan bergeser dari penguji ilmu faktual saja ke penguji keragaman ketrampilan & dilakukan dalam waktu singkat
f.       Ujian mencakup bidang yang luas
g.      Semua mahasiswa melakukan ujian yang sama & terstandarisasi
h.      Menggunakan ceklist & pilihan ganda menjadikan ujian lebih objektif& kurang tergantung dari alam perasaan penguji
·         Kelemahan OSPE
lebih banyak makan waktu, usaha & kelompok kerja tim untuk mengorganisir.










BAB III
PENUTUP
3.1  KESIMPULAN
Evaluasi adalah suatu proses berkelanjutan tentang pengumpulan dan penafsiran informasi untuk menilai keputusan-keputusan yang dibuat dalam merancang suatu sistem pembelajaran (Hamalik, 2003).
Banyak keuntungan yang didapat apabila evaluasi telah direncanakan sebelumnya dan dikelola dengan baik. Keuntungan-keuntungan itu antara lain: memberikan kemudahan dalam mengkaji ulang model.
Tahapan pelaksanaan evaluasi proses pembelajaran adalah penentuan tujuan, menentukan desain evaluasi, pengembangan instrumen evaluasi, pengumpulan informasi/data, analisis dan interpretasi dan tindak lanjut.
Evaluasi pembelajaran klinik mempunyai sifat-sifat tertentu, seperti:
1.      Bersifat subyektif.
2.      Evaluasi pembelajaran klinik bersifat subyektif karena:
3.      Melibatkan manusia dengan kumpulan nilainya yang mempengaruhi proses.
4.      3 aspek yang dinilai,yaitu: kognitif, afektif, dan psikomotor.
5.      Proses evaluasi dapat meningkatkan perkembangan-perkembangan nasional dan pembelajaran peserta didik atau menghancurkan golongan belajar.
Metode evaluasi:
1.      Observasi
2.      Komunikasi tertulis/laporan
3.      Komunikasi lisan
4.      Simulasi
5.      Evaluasi diri
6.      OSCE/OSPE

3.2  SARAN
Agar mahasiswa tertarik untuk membaca dan aktif mencari informasi yang berguna. Supaya lebih meningkatkan minat membaca. Agar bisa memnjadi sebuah reverensi bagi mehasiswa.

DAFTAR PUSTAKA
www.lpp.uns.ac.id


No comments:

Post a Comment