BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pendidikan
tenaga keperawatan di Indonesia bertujuan untuk menyediakan tenaga kesehatan
dalam jumlah dan jenis yang sesuai,yang memiliki ciri budi luhur,
tangguh,cerdas,terampil, mandiri, memiliki rasa kesetiakawanan, bekerja keras,
produktif, kreatif,inovatif,disiplin serta berorientasi kepada masa depan
sesuai asas profesionalisme masing-masing. Program
profesi Ners pada dasarnya merupakan penerapan pengetahuan-pengetahuan
keperawatan dalam praktik langsung dengan mahasiswa. Program Ners merupakan
pengalaman klinik,yang merupakan aspek paling penting dalam kurikulum
pendidikan Ners.
Pembelajaran merupakan
salah satu proses yang ada dipendidikan klinik. Menurut Emilia
(2008)pembelajaran adalah suatu proses yang kompleks.Pembelajaran klinik dalam
keperawatan merupakan wahana yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk
menerjemahkan pengetahuan teoritis kedalam pembelajaran.
Rumah
sakit merupakan fasilitas yang mutlak yang harus ada karena menjadi tempat
mengembangkan pengalaman belajar klinik(Emilia, 2008).Lingkungan belajar klinik
di rumah sakit merupakan konteks sosial yang unik dengan kondisi khusus untuk
pembelajaran kegiatan dan sumber belajar kesempatan untuk praktik dan aplikasi
pengetahuan dan evaluasi.
Lingkungan
belajar sangatlah penting karena mempengaruhi pendekatan belajar yang di ambil
oleh mahasiswa dan akhirnya akan mempengaruhi pencapaian kompetensi
mahasiswa.Lingkungan belajar yangbaik adalah lingkungan yangmenstimulasi rasa
ingin tahu dan kebutuhan untuk mengerti, bukan menstimulasi kegelisahan dan
kompetisi.
B.
Rumusan Masalah
Bertitik tolak dalam latar belakang di atas maka dapat
dirumuskan permasalan seperti berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan evaluasi?
2. Apasajakah tahapan dari evaluasi?
3. Apa istilah pada pengajaran klinik dan pratika yang terkait dengan evaluasi?
4. Bagaimanakah sifat-sifat pembelajaran klinik?
C.
Tujuan Penulisan
Setiap sesuatu pastilah memiliki tujuan,
termasuk juga tujuan dari penulisan makalah ini yang diantaranya :
1.
Untuk
mengetahui tentang evaluasi dalam klinik dan praktik.
2.
Supaya
kita dapat mengetahui bagaimana caranya melakukan evaluasi dalam klinik dan
praktik.
3.
Supaya
kita dapat melakukan evaluasi dalan klinik dan praktik.
D.
Manfaat Penulisan
Manfaat dari makalah
ini antara lain :
1.
Memperoleh
dan menambah bekal dalam bidang ilmu tentang keperawatan.
2.
Dapat
menjadi tolak ukur dalam menjalani profesi perawat dikemudian hari.
3.
Menjadi
sumber ilmu dalam bidang ilmu keperawatan.
BAB
II
KAJIAN
TEORI
2.1
Evaluasi
Pembelajaran Klinik
Evaluasi
adalah suatu proses berkelanjutan tentang pengumpulan dan penafsiran informasi
untuk menilai keputusan-keputusan yang dibuat dalam merancang suatu sistem
pembelajaran (Hamalik, 2003). Masih menurut Hamalik evaluasi belajar mengajar
merupakan bagian integral dalam proses pendidikan. Karena itu harus dilakukan
oleh setiap pendidik sebagai bagian dari tugasnya dalam merancang sistem
pembelajaran. Setiap merancang sistem pembelajaran, sebaiknya telah ditetapkan
terlebih dahulu tujuan-tujuan yang ingin dicapai yang akan dituangkan dalam
rumusan rencana evaluasi.
Evaluasi
atau penilaian tidak hanya dilakukan terhadap hasil belajar tetapi juga
dilakukan terhadap proses pengajaran itu sendiri. atau rancangan pembelajaran
yang telah disusun Banyak keuntungan yang didapat apabila evaluasi telah
direncanakan sebelumnya dan dikelola dengan baik. Keuntungan-keuntungan itu
antara lain: memberikan kemudahan dalam mengkaji ulang model. Membantu dalam
mengumpulkan informasi tentang pemahaman peserta didik terhadap suatu materi
dan memberikan waktu yang cukup untuk merancang tes sehingga tes yang dilakukan
tidak terkesan asal-asalan.
Pengelolaan
evaluasi pembelajaran klinik adalah pelaksanaan evaluasi terhadap pembelajaran
di klinik. Pembelajaran di klinik tidak sama dengan pembelajaran di kelas atau
pun di laboratorium. Mahasiswa yang melaksanakan praktik biasanya terbagi
menjadi kelompok-kelompok kecil dengan jumlah 8-12 mahasiswa untuk setiap
bagian.
Masing-masing
bagian melaksanakan praktik klinik selama tiga sampai dengan empat minggu,
tergantung kompetensi yang harus dicapai mahasiswa dan bobot SKS yang harus
ditempuh pada setiap bagian. Pelaksanaan evaluasi pembelajaran klinik ada
kecenderungan dilaksanakan pada minggu terakhir di setiap siklusnya.
Pengelolaan evaluasi pada setiap bagian bisa saja berbeda, akan tetapi prinsip,
syarat, alat dan model evaluasi sebaiknya dipahami instruktur klinik. Sehingga
evaluasi yang dilaksanakan benar-benar mampu menilai pembelajaran yang telah
dilaksanakan.
Hasil
evaluasi bukan merupakan suatu hal yang bersifat subjektif atau keberuntungan.
Baik buruknya hasil evaluasi akan menjadi indikator suatu institusi, bahkan
turut menentukan apakah suatu program masih layak dipertahankan seandainya
berdasarkan hasil evaluasi yang telah dilakukan adalah kurang memuaskan. Oleh
karena itu baik tidaknya pengeloaan evaluasi ikut menentukan penguasaan
mahasiswa terhadap kompetensi yang harus dicapainya dan berdampak pada mutu
suatu institusi.
2.2
Sasaran
Evaluasi Pembelajaran
Sasaran evaluasi proses
pembelajaran adalah pelaksanaan dan pengelolaan pembelajaran untuk memperoleh
pemahaman tentang strategi pembelajaran yang dilaksanakan oleh dosen, cara
mengajar dan media pembelajaran yang digunakan Oleh dosen dalam pembelajaran,
serta minat, sikap dan cara/kebiasaan belajar mahasiswa.
2.3
Tahapan
Pelaksanaan Evaluasi
Tahapan pelaksanaan
evaluasi proses pembelajaran adalah penentuan tujuan, menentukan desain
evaluasi, pengembangan instrumen evaluasi, pengumpulan informasi/data, analisis
dan interpretasi dan tindak lanjut.
a. Menentukan tujuan
1. Tujuan
evaluasi proses pembelajaran dapat dirumuskan dalam bentuk pernyataan atau
pertanyaan. Secara umum tujuan evaluasi proses pembelajaran untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan berikut: (1) Apakah strategi pembelajaran yang dipilih
dan dipergunakan oleh dosen efektif,
2. Apakah media pembelajaran yang digunakan oleh
dosen efektif,
3. Apakah
cara mengajar dosen menarik dan sesuai dengan pokok materi sajian yang dibahas,
mudah diikuti dan berdampak mahasiswa mudah mengerti materi sajian yang
dibahas,
4. Bagaimana
persepsi mahasiswa terhadap materi sajian yang dibahas berkenaan dengan
kompetensi dasar yang akan dicapai,
5. Apakah mahasiswa antusias untuk mempelajari
materi sajian yang dibahas,
6. Bagaimana mahasiswa mensikapi pembelajaran
yang dilaksanakan oleh dosen,
7. Bagaimanakah cara belajar mahasiswa mengikuti
pembelajaran yang dilaksanakan oleh dosen.
b.
Menentukan desain evaluasi
Desain
evaluasi proses pembelajaran mencakup rencana evaluasi proses dan pelaksana
evaluasi. Rencana evaluasi proses pembelajaran berbentuk matriks dengan
kolom-kolom berisi tentang: No. Urut, Informasi yang dibutuhkan, indi-kator,
metode yang mencakup teknik dan instrumen, responden dan waktu. Selanjutnya
pelaksana evaluasi proses adalah dosen mata kuliah yang bersangkutan.
c.
Penyusunan instrumen evaluasi
Instrumen
evaluasi proses pembelajaran untuk memperoleh informasi deskriptif dan/atau
informasi judgemental dapat berwujud (1) Lembar pengamatan untuk mengumpulkan
informasi tentang kegiatan belajar mahasiswa dalam mengikuti pembelajaran yang
dilaksanakan oleh dosen dapat digunakan oleh dosen sendiri atau oleh mahasiswa
untuk saling mengamati, dan (2) Kuesioner yang harus dijawab oleh mahasiswa
berkenaan dengan strategi pembelajaran yang dilaksanakan dosen, metode dan
media pembelajaran yang digunkan oleh dosen, minat, persepsi maha-siswa tentang
pembelajaran untuk suatu materi pokok sajian yang telah terlaksana.
d. Pengumpulan data atau informasi
Pengumpulan
data atau informasi dilaksanakan secara obyektif dan terbuka agar diperoleh
informasi yang dapat dipercaya dan bermanfaat bagi peningkatan mutu
pembelajaran. Pengumpulan data atau informasi dilaksanakan pada setiap akhir
pelak-sanaan pembelajaran untuk materi sajian berkenaan dengan satu kompetensi
dasar dengan maksud dosen dan mahasiswa memperoleh gambaran menyeluruh dan
kebulatan tentang pelaksanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan untuk
pencapaian penguasaan satu kompetensi dasar.
e. Analisis dan interpretasi
Analisis
dan interpretasi hendaknya dilaksanakan segera setelah data atau informasi terkumpul. Analisis berwujud
deskripsi hasil evalusi berkenaan dengan proses pembelajaran yang telah
terlaksana; sedang interpretasi merupakan penafsiran terhadap deskripsi hasil
analisis hasil analisis proses pembelajaran. Analisis dan interpretasi dapat
dilaksanakan bersama oleh dosen dan maha-siswa agar hasil evaluasi dapat segera
diketahui dan dipahami oleh dosen dan maha-siswa sebagai bahan dan dasar
memperbaiki pembelajaran selanjutnya.
2.6 Tindak lanjut
Tindak
lanjut merupakan kegiatan menindak lanjuti hasil analisis dan interpretasi.
Dalam evaluasi proses pembelajaran tindak lanjut pada dasarnya berkenaan dengan
pembelajaran yang akan dilaksanakan selanjutnya dan evaluasi pembelajarannya.
Pembelajaran yang akan dilaksanakan selanjutnya merupakan keputusan tentang
upaya perbaikan pembelajaran yang akan dilaksanakan sebagai upaya peningkatan
mutu pembelajaran; sedang tindak lanjut evaluasi pembelajaran berkenan dengan
pelaksanaan dan instrumen evaluasi yang telah dilaksanakan mengenai tujuan,
proses dan instrumen evaluasi proses pembelajaran.
2.7
Istilah
Pada Pengajaran Klinik Dan Pratika Yang Terkait Dengan Evaluasi
I.
Laboraturium
èsuatu
tempat, situasi atau seperangkat keadaan yang kondusif untuk melakukan suatu
uji coba, penelitian & pengamatan.
II.
Laboraturium
klinik
èsuatu
tempat dimana peserta didik bertemu dengan klien untuk menerapkan keterampilan
profesional(kognitif, afektif, dan psikomotor).
III.
Laboraturium
pendidikan
èsuatu
tempat yang dirancang khusus untuk melatih keterampilan yang memerlukan
alat-alat yang tidak mungkin dipindah- pindah.
2.8
Sifat-Sifat
Pembelajaran Klinik
Evaluasi
pembelajaran klinik mempunyai sifat-sifat tertentu, seperti:
a. Bersifat
subyektif.
Evaluasi
pembelajaran klinik bersifat subyektif karena:
1.
Melibatkan manusia
dengan kumpulan nilainya yang mempengaruhi proses.
2.
3 aspek yang
dinilai,yaitu: kognitif, afektif, dan psikomotor.
b. Proses
evaluasi dapat meningkatkan perkembangan-perkembangan nasional dan pembelajaran
peserta didik atau menghancurkan golongan belajar.
Evaluasi
pembelajaran klinik merupakan dasar untuk mengetahui pencapaian objektif
klinik.
Tingkat pengukuran
penampilan klinis
1. Pre-requisites
for clinical abilities
2. Compponent
clinical abilities
3. Composite
clinical performance
4. Competent
clinical praktice
1.
Pre-requisites
for clinical aabilities
Ciri-cirinya:
·
Fokus: “do they know
it”
·
Meliputi:
ü Penguasaan
fakta, konsep & prinsip
ü Ketrampilan
tertentu
ü Atribut
personal
2.
Component
clinical abilities
Ciri-cirinya:
·
Fokus: “can they do it
right?”
·
Yang di ukur adalah:
ü Aplikasi pengetahuan
prasyarat
ü Keterampilan
teknik dan prosedur keperawatan
ü Keterampilan
afektif
ü Pengukuran dengan
checklist, rating scale, responsi
3.
Composite
clinical performance
·
Fokus:”can they get it
right”
·
Case
management
·
Integrasi dari
aktivitas:
ü kognitif
ü afektif
ü Psikomotor
4.
Competent
clinical practice
·
Akumulasi ketiga
tingkat kemampuan sebelumnya
·
Untuk mengelola klien
pada situasi pelayanan tertentu
2.9
Metode
evaluasi
1. Observasi
2. Komunikasi
tertulis/laporan
3. Komunikasi
lisan
4. Simulasi
5. Evaluasi
diri
6. OSCE/OSPE
OBSERVASI
1.
Digunakan untuk
mengevaluasi penampilan psikomotor, sikap, prilaku, interaksi baik verbal
maupun non verbal.
2.
Banyak dipengaruhi oleh
latar belakang & ekspetasi pengamatan dan dapat mempengaruhi reliabilitas
dan objektivitas evaluasi.
3.
Perangkat evaluasi
a.
Kejelasan aspek yang
diobservasi & batasan nilau(score)
b.
Pemberian umpan
balik(feed back) dilakukan segera
c.
Setelah observasi
dilaksanakan& diikuti proses diskusi
Alat
evaluasi: daftar penampilan,catatan
anekdot, insiden kritis, skala peringkat dan video tip
KOMUNIKASI
TERTULIS/LAPORAN
a. Untuk
mengevaluasi kognitif dan pemecahan masalah melalui proses analisa,
sintesa& evaluasi.
b. Dilaksanakn
dengan cara memberikan penugasan pada peserta didik untuk menuliskan hasil
pengamatan, hasil rangkaian kegiatan melaksanakan tindakan keperawatan atau
asuhan keperawatan erupa laporan
tertulis.
KOMUNIKASI
LISAN/ORAL
a. Terjadi
tanya jawab perkembangan klien atau dialog terhadap pertanyaan yang diajukan
penguji.
b. Pembimbing
melakukan validasi terhadap data yang dikumpulkan dalam penyusunan tempra.
c. Menilai
alasan terhadap tindakan yang dilakukan mahasiswa.
d. Menilai
kemampuan/ pengetahuan mahasiswa tentang gangguan yang dialami oleh klien, perkembangan
klien dan tanda dan gejala yang terdapat pada klien.
SIMULASI
a. Kompleksitas
masalah yang disimulasikan dan tindakan keperawatan yang terkait yang harus
dilakukan dapat terkontrol.
b. Evaluasi
dapat berfokus pada prilaku kognitif, psikomotor atau afektif.
EVALUASI
MANDIRI
a. Suatu
keterampilan perkembangan yang komplek yang memerlukan instruksi& praktik,
& harus diajarkan pada peserta didik dengan cara yang sistematik.
b. Harus
disertai dengan diskusi pengajar peserta didik untuk saling mengevaluasi dan membuat
keputusan berkaitan denan pengalaman belajar yang selanjutnya.
c. Paling
tepat diunakan untuk evaluasi formatif.
OSCE/OSPE
a. Dapat
secara bersamaan dievaluasi kemampuan pengetahuan, psikomotor, keterampilan dan
sikap.
b. Meliputi:
1. Pengkajian
riwayat penyakit.
2. Pemeriksaan
fisik.
3. Pemeriksaan
laboraturium.
4. Identifikasi
masalah.
5. Interpretasi
data.
6. Menetapkan
pengelolaan klien.
7. Mendemonstrasikan
prosedur.
8. Kemampuan
komunikasi.
9. Pemberian
pendidikan kesehatan.
2.10 Penggunaan
Strategi Ganda Untuk Evaluasi Klinik
a. Rentang
prilaku yang akan dinilai di lingkungan praktik dan perbedaan diantara peserta
didik memerlukan keanekaragaman metode evaluasi.
b. Penggunaan
strategi yang berbeda untuk kelompok peserta didik yang berbea atau bahkan sama
akan memberikan diversitas yang dibutuhkan pengajar di dalam praktek
pengajarannya.
c.
Pendekatan evaluasi
dikembangkan berdasarkan keinginan staf pengajar untuk berani menghadapi dan
beradaptasi dengan situasi baru.
2.11Ujian Klinik Dengan
Objective Terstruktur (OSCE)
a. Bahwa setiap kopetensi
klinik di uji uniform(satu bentuk) & secara objektif pada semua mahasiswa
yang menjalani ujian tertentu.
b. Kopetensi klinik yang
akan di uji dipecah menjadi keterampilan tertentu & datar dalam bentuk
beberapa station yang dilalui secara rotasi sampai menyelesaikan suatu siklus.
c. Station dibagi menjadi 2
kategori yaitu prosedur station kerja dan station pertanyaan interpretasi.
Penggunaan OSCE
1. Pengkajian
sumatif pada under atau post graduate.
2. Pengkajian
formatif-umpan balik.
3. Tes
seleksi untuk menentukan area keterampilan yang tertinggi.
4. Pelengkap
terhadap metode lain seperti pada kasus panjang.
OSCE dan kriteria alat pengkajian
yang baik
1. Validitas
2. Reliabilitas
3. Objectivitas
4. Kepraktisan/
praktikabilitas
Kelebihan OSCE
1. Penekanan
pada pengkajian kinerja ketrampilan dibandinngkan pengetahuan teoritikal
mahasiswa
·
Mahasiswa dicermati
lebih baik ketika melakukan tugas dibandingkan acuan asesman pada hasil yang di
laporkan
·
Penguji mempunyai
kontrol yang lebih baik pada sejumlah besar isi
·
Rentang ketrampilan
klinik lebih luas bisa diuji pada periode waktu yang singkat
·
Variabel klien dan
penguji dapat dihindari
·
Memungkinkan umpan
balik
·
Kesalahan pembelajaran
bisa dikoreksi lebih efektif
Kekurangan OSCE
·
Hanya bagian-bagian
pengetahuan yang diujikan& bukannya pendekatan keseluruhan pada manajemen
pasien
·
Penguji yang mengamati
mahasiswa berulang kali melakukan tugas yan sama
·
Pasien kadang sukar
diperiksa atau ditanya berulang kali tentang hal yang sama
·
Melakukuan
pengorganisasian & waktu yang lebih banyak dalam membina sistem.
Pengorganisasian
OSCE
·
Serupa dengan ujian
tradisional hanya berbeda pada persiapan awal materi ujian, karena lebih banyak
waktu untuk:
a. Mengidentifikasi
sebelumnya masalah atau klien yang diberikan
b. Memutuskan
dan menyiapkan pertanyaan yang digunakan
c. Menyiapkan
cecklist bagi semua masalah
·
Pengorganisasian OSCE
mencakup 4 langkah:
a. Rencana
pendahuluan
b. Pengorganisasian
sehari sebelumnya
c. Pada
hari ujian dan
d. Setelah
ujian
Objective
Structured Practical Examination (OSPE)
·
Desain untuk
mendapatkan ide yang rasionabel tentang pencapaian mahasiswa pada setiap
objektifitas latihan praktek.
·
Secara umum,objektif
dari subjek mata ajar dengan praktek adalah bahwa pada akhir mata ajar
mahasiswa mampu:
·
Mendemontrasikan
keterampilan praktek tertentu
·
Melakukan pengamatan
dengan benar dan cermat
·
Menganalisa &
menginterpretasi data
·
Menunjukkan kemauan
moral untuk selalu mempertanyakan
·
Menjelaskan dengan
logis hasil observasi yang tidak diharapkan
Pengiorganisasian
OSPE
·
Station prosedur
·
Station pertanyaan
Manfaat
atau keuntungan OSPE
a. Reliable
dan valid
b. Bisa
menguji pencapaian yang disusun secara objektif
c. Penguji
bisa mendesain dengan cermat uji jauh sebelum ujian dilaksanakan
d. Penguji
bisa mengontrol isi & kerumitan ujian
e. Penekanan
bergeser dari penguji ilmu faktual saja ke penguji keragaman ketrampilan &
dilakukan dalam waktu singkat
f. Ujian
mencakup bidang yang luas
g. Semua
mahasiswa melakukan ujian yang sama & terstandarisasi
h. Menggunakan
ceklist & pilihan ganda menjadikan ujian lebih objektif& kurang
tergantung dari alam perasaan penguji
·
Kelemahan OSPE
lebih
banyak makan waktu, usaha & kelompok kerja tim untuk mengorganisir.
BAB
III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Evaluasi
adalah suatu proses berkelanjutan tentang pengumpulan dan penafsiran informasi
untuk menilai keputusan-keputusan yang dibuat dalam merancang suatu sistem
pembelajaran (Hamalik, 2003).
Banyak
keuntungan yang didapat apabila evaluasi telah direncanakan sebelumnya dan
dikelola dengan baik. Keuntungan-keuntungan itu antara lain: memberikan
kemudahan dalam mengkaji ulang model.
Tahapan
pelaksanaan evaluasi proses pembelajaran adalah penentuan tujuan, menentukan
desain evaluasi, pengembangan instrumen evaluasi, pengumpulan informasi/data,
analisis dan interpretasi dan tindak lanjut.
Evaluasi
pembelajaran klinik mempunyai sifat-sifat tertentu, seperti:
1. Bersifat
subyektif.
2. Evaluasi
pembelajaran klinik bersifat subyektif karena:
3. Melibatkan
manusia dengan kumpulan nilainya yang mempengaruhi proses.
4. 3
aspek yang dinilai,yaitu: kognitif, afektif, dan psikomotor.
5. Proses
evaluasi dapat meningkatkan perkembangan-perkembangan nasional dan pembelajaran peserta
didik atau menghancurkan golongan belajar.
Metode
evaluasi:
1. Observasi
2. Komunikasi
tertulis/laporan
3. Komunikasi
lisan
4. Simulasi
5. Evaluasi
diri
6. OSCE/OSPE
3.2
SARAN
Agar mahasiswa tertarik untuk membaca dan aktif mencari informasi yang
berguna. Supaya lebih meningkatkan minat membaca. Agar bisa memnjadi sebuah
reverensi bagi mehasiswa.
DAFTAR
PUSTAKA
www.lpp.uns.ac.id
No comments:
Post a Comment