BAB I
PENDAHULUAN
I.
Latar
Belakang
Sistitis
adalah suatu penyakit yang merupakan reaksi inflamasi sel-sel urotelium melapisi kandung kemih. Penyakit ini
disebabkan oleh berkembangbiaknya mikroorganisme di dalam kandung kemih.
Infeksi kandung kemih menunjukkan adanya invasi mikroorganisme dalam kandung
kemih, dapat mengenai laki-laki maupun perempuan semua umur yang ditunjukkan
dengan adanya bakteri didalam urin disebut bakteriuria (Agus, T., 2001).
Infeksi ini
ditemukan pada semua umur, pria dan wanita mulai bayi baru lahir hingga orang
tua. Wanita lebih sering mengalami sistitis dibanding pria. Kejadian sistitis
rata-rata 9.3% pada wanita diatas 65 tahun dan 2.5-11% pada pria di atas 65
tahun (Smyth & O’Connell, 1998). Sistitis pada neonatus banyak terdapat
pada laki-laki (2,7%) dibanding bayi perempuan (0,7%). Insidensi sistitis
menjadi terbalik seiring bertambahnya usia, yaitu pada masa sekolah sistitis
pada anak perempuan sekitar 3% sedangkan anak laki-laki 1,1%. Insidensi
sistitis pada usia remaja wanita meningkat 3,3-5,8% yang akan terus meningkat
insidensinya pada usia lanjut (Purnomo, 2003). Morbiditas dan mortalitas
sistitis paling banyak terjadi pada pasien usia kurang dari satu tahun dan usia
lebih dari 65 tahun.
II.
Tujuan umum
Adapun tujuan umum dari penulisan makalah ini adalah
untuk melengkapi tugas dan memahami tentang sistitis secara menyeluruh.
III.
Tujuan
1. Mengetahui pengertian
sistitis
2. Mengetahui
etiologi atau penyebab sistitis
3. Mengetahui
patofisiologi sistitis
4. Mengetahui
tanda dan gejala sistitis
5. Mengetahui
cara pencegahan sistitis
6. Mengetahui
pemeriksaan penunjang sistitis
7. Mengetahui
penata laksanaan sistitis
8. Mengetahui
askep sistitis
BAB II
PEMBAHASAN
ASUHAN
KEPERAWATAN CYSTITIS
I.
Pengertian
Cystitis
adalah inflamasi kandung kemih yang paling sering disebabkan oleh infeksi
asenden dari uretra. Penyebab lainnya mungkin aliran balik urine dari uretra
kedalam kandung kemih. Kontaminasi fekal atau penggunaan kateter atau
sistoskop. (Brunner & Suddarth, 2002).
Sistitis
atau radang kandung kemih lebih sering terjadi pada wanita dari pada pria,
karna dekatnya muara uretra dan vagina dengan daerah anal. Organisme gram-gram
negatif dapat sampai ke kandung kemih selama bersetubuh, trauma uretra, atau
karena kurang higienis. Biasanya organisme ini cepat dikeluarkan sewaktu
berkemih (miksi). Pada pria, sekret prostat memiliki sifat antybacterial. (dr
jon tambayong,2000)
Jadi
sistitis adalah infeksi saluran kemih yang disebabkan oleh berkembangbiaknya
mikroorganisme di dalam kandung kemih yang sering terjadi pada wanita tetapi
tidak menutup kemungkinan terjadi juga pada laki-laki.
Cystitis dapat dibagi menjadi dua
bagian yaitu;
1.
Cystitis primer;
Merupakan radang yang mengenai kandung kemih radang
ini dapat terjadi karena penyakit lainseperti batu pada kandung kemih, divertikel,
hipertropi prostat dan striktura uretra.
2.
Cystitis sekunder;
Merupakan gejala yang timbul kemudian sebagai
akibat dari penyakit primer misalnya uretritis dan prostatitis.
II.
Etiologi
Sistitis
disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme, terbanyak
adalah bakteri.
Bakteri gram negatif yang sering dilaporkan sebagai penyebab
tersering ISK
adalah Escherichia coli. Akhir-akhir ini
bakteri gram positif
ternyata mulai
menunjukkan peningkatan kecenderungan sebagai penyebab ISK,
antara lain
Staphylococcus aureusdan Staphylococcus saprophyticus(Anwar,
2008). Penyebab
lain meskipun jarang ditemukan adalah jamur, virus, parasit.
Berdasar hasil
pemeriksaan biakan urin, penyebab sistitis terbanyak adalah bakteri
gram negatif
aerob yang biasa ditemukan di saluran pencernaan
(Enterobacteriaceae),
dan jarang disebabkan bakteri anaerob (Baron et al, 1994).
a.
Sangat mungkin sebabnya dari diri anda pribadi
,misalnya :anda sering kali menahan kencing / buang air kecil.
b.
Buang air kecil tidak memperhatikan segi kesehatan
,sehingga air seni yang tersisa menjadi sumber infeksi. Itulah gunanya
mengerikan dengan tissue.
c.
Bagi Wanita
,arah membersihkan sehabis buang air BESAR (BAB) juga sering menjadi awal
masalah.Pasalnya adalah bila arah anda membilas dari dubur kedepan ,maka
kuman-kuman yang ada pada dubur masuk ke saluran kemih
d.
Pada umumnya disebabkan oleh basil gram negatif
Escheriachia Coli yang dapat menyebabkan kira-kira 90% infeksi akut pada penderita
tanpa kelainanurologis atau kalkuli.
e.
Batang gram negatif lainnya termasuk proteus,
klebsiella, enterobakter, serratea, dan pseudomonas bertanggung jawab atas
sebagian kecil infeksitanpa komplikasi.
f.
Organisme-organisme ini dapat dapat menjadi bertambah
penting pada infeksi-infeksi rekuren dan infeksi-infeksi yang berhubungan
langsung dengan manipulsi urologis, kalkuli atau obstruksi.
g.
Pada wanita biasanya karena bakteri-bakteri daerah
vagina kearah uretra atau dari meatus terus naik kekandumg kemih dan mungkin
pula karena renal infeksi tetapi yang tersering disebabkan karena infeksi
E.coli.
h.
Pada pria biasanya sebagai akibat dari infeksi
diginjal, prostat, atau oleh karena adanya urine sisa(misalnya karena
hipertropi prostat, striktura uretra, neurogenik bladder) atau karena infeksi
dari usus.
i.
Perempuan
cenderung lebih mudah infeksi karena uretra lebih pendek dari pria dan lebih
dekat pada anus. Orang tua (khususnya dalam perawatan rumah) dan orang-orang
dengan diabetes juga lebih mudah UTI.
j.
Pada anak laki-laki, mereka adalah yang paling sering
sebelum ulang tahun pertama. Pada anak perempuan, UTI yang paling sering di
sekitar usia 3 tahun pada saat pelatihan toilet.
k.
Cystitis pada anak-anak dapat terjadi oleh karena
abnormal dalam urinary tract (saluran kencing ). Oleh karena itu, anak-anak
dengan cystitis, khususnya di bawah usia 5, perlu tindak lanjut khusus untuk
mencegah kerusakan ginjal nantinya.
III.
Patofisiologi
Cystitis merupakan infeksi saluran
kemih bagian bawah yang secara umum disebabkan oleh bakteri gram negatif yaitu
Escheriachia Coli peradangan timbul dengan penjalaran secara hematogen ataupun
akibat obstruksi saluran kemih bagian bawah, baik akut maupun kronik dapat
bilateral maupun unilateral.
Cystitis
terutama berasal dari mikroorganisme pada faeces yang naik dari perineum ke
uretra dan kandung kemih serta menempel pada permukaan mukosa. Agar infeksi
dapat terjadi, bakteri harus mencapai kandung kemih, melekat pada dan
mengkolonisasi epitelium traktus urinarius untuk menghindari pembilasan melalui
berkemih, mekanisme pertahan penjamu dan cetusan inflamasi.
Bakteri dari
vagina bisa berpindah dari uretra ke kandung kemih.Wanita sering menderita
infeksi kandung kemih setelah melakukan hubungan seksual, kemungkinan karena
uretra mengalami cedera pada saat melakukan hubungan seksual.
Kadang infeksi kandung kemih
berulang pada wanita terjadi karena adanya hubungan abnormal antara kandung
kemih dan vagina (fistula vesikovaginal).
Infeksi kandung kemih jarang terjadi
pada pria dan biasanya berawal sebagai infeksi uretra yang bergerak menuju
prostat lalu ke kandung kemih.Selain itu, infeksi kandung kemih bisa terjadi
akibat pemasangan kateter atau alat yang digunakan selama pembedahan.Penyebab
tersering dari infeksi kandung kemih berulang pada pria adalah infeksi prostat
karena bakteri yang bersifat menetap. Antibiotik dengan segera akan melenyapkan
bakteri dari air kemih di dalam kandung kemih, tetapi antibiotik tidak dapat
menembus prostat dengan baik sehingga tidak dapat meredakan infeksi di dalam
prostat. Karena itu, jika pemakaian antibiotik dihentikan, maka bakteri yang
berada di dalam prostat akan cenderung kembali menginfeksi kandung kemih.
Hubungan
abnormal antara kandung kemih dan usus (fistula vesikoenterik) kadang
menyebabkan bakteri pembentuk gas masuk dan tumbuh di dalam kandung kemih.
Infeksi ini bisa menyebabkan timbulnya gelembung-gelembung udara di dalam air kemih (pneumaturia).
Infeksi ini bisa menyebabkan timbulnya gelembung-gelembung udara di dalam air kemih (pneumaturia).
Secara
normal, air kencing atau urine adalah steril alias bebas kuman. Infeksi terjadi
bila bakteri atau kuman yang berasal dari saluran cerna jalan jalan ke urethra
atau ujung saluran kencing untuk kemudian berkembang biak disana. Maka dari itu
kuman yang paling sering menyebabkan cystitis adalah E.coli yang umum terdapat
dalam saluran pencernaan bagian bawah.
ISK ini
adalah radang Pertama tama, bakteri akan menginap di urethra dan berkembang
biak disana. Akibatnya, urethra akan terinfeksi yang kemudian disebut dengan
nama urethritis. Jika kemudian bakteri naik ke atas menuju saluran kemih dan berkembang
biak disana maka saluran kemih akan terinfeksi yang kemudian disebut dengan
istilah cystitis. Jika infeksi ini tidak diobati maka bakteri akan naik lagi ke
atas menuju ginjal dan menginfeksi ginjal yang dikenal dengan istilah
pyelonephritis.
Pasu-ginjal
(pyelitis) dan pyelobephiritis dan prostatitis, dimana jaringan-jaringan organ
terkena infeksi. Kombinasi dari infeksi dan obstruksi saluran kemih dapat
menimbulkan dengan cepat kerusakan ginjal serius. Keadaan ini merupakan
penyebab penting terjadinya keracunan (septicaemia) oleh kuman-kuman gram
negative, yang dapat membahayakan jiwa.
IV.
Manifestasi
klinis
a. Menyengat
atau terbakar saat
Anda buang air kecil.
b. Melewati
hanya sejumlah kecil urin atau
jumlah urin yang keluar sedikit
c. Dorongan
untuk buang air kecil lebih sering.
d. Merasa
bahwa kandung kemih masih penuh setelah buang
air.
e. Urin
bau, keruh, gelap
atau berdarah
f. Nyeri
rendah turun di perut.
g. Merasa
tidak enak badan dengan mual, demam dan sakit kepala.
h. urgency,
nyeri perut dan kencing yang berbau
i.
peningkatan frekwensi miksi baik diurnal maupun
nokturnal
j.
disuria karena epitelium yang meradang tertekan
k. hematuria
l.
demam yang disertai adanya darah dalam urine pada
kasus yang parah.
V.
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan
dari cystitis adalah :
1. Minum banyak
cairan untuk mengeluarkan bakteri yang ada dalam urine
2. Pemberian
antibiotic oral selama 3 hari, jika infeksinya kebal AB 7 – 10 hari
3. Atropine
untuk meringankan kejang otot
4. Fenazopridin
untuk mengurangi nyeri
5. Membuat
suasana air kemih menjadi basa yaitu dengan meminum baking soda yang di
larutkan dalam air
6. Pembedahan,
bila ada sumbatan aliran kemih atau kelainan struktur
7. Penatalaksanaan
pada cystitis tipe noninfeksi :
8. Meningkatkan
intake cairan 2 – 3 liter/hari
9. Kaji haluan
urine terhadap perubahan warna, bau, dan pola berkemih, masukan dan haluan
setiap 8 jam serta hasil urinalisis ulang
10. Bersihkan
daerah perineum dari depan ke belakang
11. Hindari
sesuatu yang membuat iritasi, contoh : CD dari nylon
12. Istirahat
dan nutrisi adekuat
13. Kosongkan
kandung kemih segera setelah merasa ingin BAK
14.
Gunakan pelumas
saat berhubungan seks. Jika Anda mampu, cobalah untuk
15.
Menghindari menggunakan
spermisida dan diafragma. Anda dapat mendiskusikan lainnya bentuk kontrasepsi
dengan dokter Anda.
16.
Buang air segera
setelah berhubungan seks.
17.
Kenakan pakaian
katun dan menghindari sintetis atau ketat
pakaian seperti jeans atau stoking.
pakaian seperti jeans atau stoking.
18.
Hindari
menggunakan sabun atau produk wangi pada alat kelamin Anda.
19.
Jus cranberry /
kapsul membantu mencegah infeksi jika diambil
sehari-hari (mereka berhenti bakteri menempel pada dinding kandung kemih).
Katakan kepada dokter Anda jika Anda mengambil suplemen cranberry sebagai
mereka mungkin mengganggu beberapa antibiotik.
sehari-hari (mereka berhenti bakteri menempel pada dinding kandung kemih).
Katakan kepada dokter Anda jika Anda mengambil suplemen cranberry sebagai
mereka mungkin mengganggu beberapa antibiotik.
20.
Selalu gunakan
kondom jika berhubungan seks anal dan menghapusnya sebelum
untuk senggama, untuk mencegah bakteri dari anus Anda
memasuki vagina dan uretra.
untuk senggama, untuk mencegah bakteri dari anus Anda
memasuki vagina dan uretra.
Penatalaksanaan medis :
1. Terapi obat
a. Quinolones
norfloxacin (noroxin) : 400 mg di minum PO x 3 , 7.
Saat
mengkonsumsi obat ini dihindari meminum kopi atau yang mengandung kafein karna
obat ini memperpanjang umur cafein
b. Ciprofloxacin
(cipro) : 250 mg di minum PO x 3 , 7 atau 10 hari.
Saat mengkonsumsi obat ini hindari antacid yang
mengandung aluminium dan magnesium karna Aluminium dan magnesium bertentangan
dengan penyerapan obat.
c. Nitrofuration
(Macrodantin, Nephronex, Novofuran)
d. Trimetroprim
/ sulfamethoxazole (bactrim, Septra, Apo-Sulfatrim roubac)
Sediakan
masukan cairan yang cukup dan menghindari asam ascorbich dan ammonium klorit,
yang akan mengasamkan urine, karena Sulfa mempunyai kecenderungan untuk
mengkristal, terutama pada keasaman atau konsentrasi urine
e. Amoxicillin
/ asam clavulanich (augmentin, clavulin)
f. Phenazopyridine
(pyridium, phenzo, pyronium)
g. Pivmecillinam
harus digunakan dengan hati-hati untuk
cystitis
cystitis
VI.
Pemeriksaan
diagnostik
a. Pemeriksaan
urine lengkap
b. Pemeriksaan
USG abdomen
c. Tes umumnya termasuk mengambil
sampel air seni.
d. Urinalysis umumnya menyatakan
nitrates, sel darah putih, dan sel darah merah. Lihat juga: RBC - urine
Contoh air
seni catheterized boleh dilakukan untuk menentukan jenis bakteri dalam air seni
dan antibiotik yang sesuai untuk perawatan.
Beberapa Pemeriksaan Laboratorium
untuk mendiagnosis sistitis adalah urinalisis, bakteriologis, uji biokimiawi
dan pemeriksaan radiologis. Pemeriksaan urin (urinalisis) dan pemeriksaan kimia
urin merupakan pemeriksaan urin yang paling sering diminta oleh klinisi untuk
mendiagnosis sistitis. Pemeriksaan ultrasonografi (USG) dasawarsa terakhir ini
merupakan pemeriksaan yang sering digunakan sebagai pilihan penunjang
diagnostik pada beberapa kasus yang berhubungan dengan sistitis.Pemeriksaan
nitrit urin sering digunakan sebagai alternatif dari pemeriksaan kultur urin.
Pemeriksaan ini berdasarkan kenyataan bahwa sebagian besar bakteri penyebab
sistitis dapat mereduksi nitrat menjadi nitrit.
Pemeriksaan
nitrit merupakan metode diagnostik yang sederhana dan cepat. Pasien yang
dicurigai sistitis diambil sampel urinnya untuk dilakukan pemeriksaan nitrit
dengan dipstick test. Adanya
perubahan warna menunjukkan hasil tes positif.
Pemeriksaan
USG kandung kemih yang sudah dilakukan, diantaranya pengukuran tebal dinding kandung kemih untuk
kasus yang berhubungan dengan kelainan
pada kandung kemih. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa ada hubungan antara
tebal dinding kandung kemih (bladder wall thickness) dengan beberapa kelainan.
Kelainan tersebut diantaranya bladder dysfucntionkarena neurogenic bladderpada
muskulus detrussor, obstruksi di luar kandung kemih akibat massa atau
infiltrasi massa ke dinding kandung kemih dari organ disekitarnya atau
pembesaran prostat, kelainan kongenital dan beberapa kasus infeksi pada kandung
kemih (Kelly, C., 2005; Jecquier, S., 1987).
Pemeriksaan
USG dapat mengidentifikasi proses infeksi karena pada pemeriksaan USG dapat
jelas terlihat adanya perbedaan echostruktur mukosa dengan echostruktur
muskulus detrussor. Ultrasonografi merupakan pemeriksaan pilihan karena mudah
dilakukan, relatif murah, tersedia
hampir disemua pelayanan kesehatan, non invasif dan bebas radiasi sehingga aman
dilakukan pada anak, wanita hamil maupun penderita yang
mobilitasnya terbatas.
VII.
Pencegahan
a. Jangan douche
atau menggunakan produk serupa feminine kebersihan.
b. Jangan minum
cairan yang mengganggu di kandung kemih, seperti alkohol dan kafein.
c. Drink
cranberry juice atau menggunakan cranberi tablet, tetapi jika anda tidak
memiliki riwayat pribadi atau keluarga dari batu ginjal.
d. Minum banyak
.
e. Anda tetap
bersih genital area.
f. Kencing
setelah kumpul.
g. Memakai kain
undergarments.
h. Usap dari
depan ke belakang.
i.
Penggunaan antibiotik dosis rendah setiap hari mungkin
disarankan untuk mencegah UTI jika anda sering mendapatkan infeksi.
j.
Perbanyak minum. Minumlah banyak cairan (dianjurkan
untuk minum minimal 8 gelas air putih sehari).
k. Segera buang
air kecil sebelum dan sesudah melakukan hubungan seksual.
Jika membersihkan kotoran, bersihkan dari arah depan ke belakang, agar kotoran dari dubur tidak masuk ke dalam saluran kemih.
Jika membersihkan kotoran, bersihkan dari arah depan ke belakang, agar kotoran dari dubur tidak masuk ke dalam saluran kemih.
l.
Periksakan air seni secara rutin selama kehamilan.
m. Jangan
terlalu lama menahan keinginan buang air kecil.
VIII.
Komplikasi
a.
Kronis atau berulang urinary tract infection -
didefinisikan sebagai setidaknya dua infeksi dalam 6 bulan atau setidaknya tiga
kali dalam 1 tahun
b.
Infeksi ginjal
c.
UTI
IX.
Asuhan
keperawatan
A. IDENTITAS
Umur : terjadi
pada semua umur
Jenis kelamin : lebih sering terjadi pada wanita dan
meningkatnya insidennya sesuai pertambahan usia dan aktivitas seksual
Tempat tinggal : ada atau tidaknya factor predisposisi
B. KELUHAN
UTAMA
a. Rasa sakit
atau panas di uretra sewaktu kencing
b. Urine
sedikit
c. Rasa tidak
enak di daerah supra pubik
C. RIWAYAT
PENYAKIT
1. Riwayat
penyakit dahulu
a. Riwayat ISK
sebelumnya
b. Penah
obstruksi pada saluran kemih
c. Masalah
kesehatan lain, misalnya DM, Riwayat seksual
2. Riwayat
kesehatan sekarang
a. Mengalami
obstruksi pada saluran kemih
b. Isk
3. Riwayat
kesekatan keluarga
D. PEMERIKSAAN
FISIK
a. TTV : biasanya
suhu, TD, nadi meningkat
b. Biasanya Infeksi
abdomen bagian bawah dan palpasi urine bledder : pengosongan tidak maksimal
c. Biasanya
pada pasien sistitis terjadi Inflamasi dan lesi di uretra meatus dan vagina
introitus
d. Kaji
perkemihan : dorongan, frekuensi, disuria, bau urine yang menyengat, nyeri pada
supra pubik
E. PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
a. Urinalis :
urin tengah
Ketika infeksi terjadi,
memperlihatkan bakteriuria, WBC (White Blood Cell), RBC (Red Blood Cell) dan
endapan sel darah putih dengan keteribatan ginjal
b. Tes
sensitifitas : banyak mikroorganisme sensitive terhadap antibiotic dan
antiseptic berhubungan dengan infeksi berulang
c. Pengkajian
radiographic
Cystitis ditegakkan berdasarkan
history, pemeriksaan medis dan laborat, jika terdapat retensi urine dan
obstruksi aliran urine dilakukan IPV (Identivikasi perubahan dan abnormalitas
structural)
d. Culture : Mengidentifikasi
bakteri penyebab
e. Sinar X
ginjal, ureter dan kandung kemih mengidentifikasi anomaly struktur nyata
Data
|
Etiologi
|
Masalah
|
DO :
-
nyeri +
-
Urin keruh
-
Jarang berkemih
1x/hari atau tdak ada
DS :
-
Pat.mengatakan nyeri saat pipis
-
Pat, mengatakan urinenya berbau
-
Pat. Mengatakan menahan pipis karna sakit
-
Pat mengatakan terasa panas dan terbakar saat pipis
|
Patologis atau proses penyakit
|
nyeri
|
DO :
-
Pemeriksaan urin : terdapat bacteri
-
Urin keruh
-
Urin berbau
DS :
-
Pat mengatakan sakit saat ppis
-
Pat mengatakan urin nya keruh
-
Pat mengatakan panas saat ppis
-
Pat mengatakan ada kemerhan pada daerah genetallia
|
Bacteri pada kandung kemih
|
Resiko tinggi infeksi/ infeksi
|
DO :
-
Berkemih 1x/hari atau kurang
-
Perut kembung
-
Bunyi peka saat diperkusi
DS :
-
Pasien mengatakan sering menahan pipis
-
Pasien mengatakan ppis 1x/hari atau kuang
-
Pasien mengatakan perut terasa kembung
-
Pasien mengatakan pipisnya sedikit-sedikit
|
Inflamasi pada kandung kemih
|
gg. pola eliminasi urin
|
Diagnos ayang
mungkin muncul pada sistitis adalah
1.
Nyeri
berhubungan dengan patologis penyakit
2.
Resiko tinggi
infeksi b/d bacteri pada kantong kemih
3. Gg. Eliminasi urine b/d inflamasi pada kantung kemih
BAB
III
PENUTUP
I.
Kesimpulan
sistitis
adalah infeksi saluran kemih yang disebabkan olehberkembangbiaknya
mikroorganisme di dalam kandung kemih yang sering terjadi pada wanita tetapi
tidak menutup kemungkinan terjadi juga pada laki-laki.
Cystitis primer;
Merupakan radang yang mengenai kandung kemih radang
ini dapat terjadi karena penyakit lainseperti batu pada kandung kemih,
divertikel, hipertropi prostat dan striktura uretra.
Cystitis sekunder;
Merupakan gejala yang timbul kemudian sebagai
akibat dari penyakit primer misalnya uretritis dan prostatitis.
II.
Saran
Dengan penulisan
makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan kepada pemakalah sendiri ataupun
halayak banyak.Dan dengan penulisan makalah ini diharapkan masyarakat dapat
memahami apa saja yang bisa menyebabkan sistitis.
. DAFTAR PUSTAKA
Purnomo, basuki b. 2000. Dasar-dasar
Urologi. Jakarta : CV.Infomedika.
Tambayong,jon.2000.Patofisiologi
Untuk Keperawatan..Jakarta:Buku Kedokteran.
Engram, Barbara. 1998. Rencana Asuhan Keperawatan Medical Bedah
volume 1. Jakarta : EGC.
Ignatavicius, donna, dkk. 1991. Medical Surgical Nursing. United
State of America.
Soeparman, dkk. 2001. Ilmu Penyakit Dalam jilid II edisi 3. Jakarta : Balai penerbit
FKUI.
Kahlmeter G. An international
survey of the antimicrobial susceptibility of pathogens from uncomplicated urinary
tract infections: the ECO.SENS Project. J Antimicrob Chemother 2003.
Zhanel GG,
Hisanaga TL, Laing NM, et al. Antibiotic
resistance in Escherichia coli outpatient urinary isolates: final results from
the North American Urinary Tract Infection Collaborative Alliance
(NAUTICA). Int J Antimicrob Agents 2006.
Sandler GG,
Sandler A. Patient to Patient: Managing
Interstitial Cystitis & Overlapping Conditions. New Orleans, LA: Bon
Ange LLC; 2000.
No comments:
Post a Comment