BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pusat Kesehatan
Masyarakat (Puskesmas) merupakan bagian integral daripelayanan kesehatan.Setiap
dekade fungsi puskesmas terus berkembang yang semulasebagai tempat untuk
pengobatan penyakit dan luka-luka kini berkembang kearahkesatuan upaya
pelayanan untuk seluruh masyarakat yang mencakup aspek promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitative (Entjang, 2000). Di Indonesia Pusat Kesehatan
Masyarakat merupakan tulang punggung pelayanan kesehatan tingkat pertama dengan
wilayah kerja tingkat kecamatan atau pada suatu daerah dengan jumlah penduduk
30.000 - 50.000 jiwa (Entjang, 2000).
Menurut
Depkes RI (2004) upaya kesehatan di Indonesia belum terselenggara secara
menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Jumlah sarana dan prasarana kesehatan
masih rendah tercatat jumlah Puskesmas untuk seluruh Indonesia sebanyak 7.237
unit, Puskesmas Pembantu (Pustu) 21.267 unit, Puskesmas Keliling (Pusling)
6.392 unit. Penyebaran sarana dan prasarana kesehatan belum merata. Rasio
sarana dan prasarana kesehatan terhadap jumlah penduduk diluar pulau jawa lebih
baik dibandingkan dengan pulau jawa hanya saja keadaan transportasi diluar
pulau jawa lebih baik dibandingkan dengan pulau jawa.
Meskipun
sarana pelayanan kesehatan dasar milik pemerintah seperti Puskesmas telah
terdapat disemua kecamatan dan ditunjang paling sedikit oleh tiga puskesmas pembantu,
namun upaya kesehatan belum dapat dijangkau oleh masyarakat. Indonesia masih
menghadapi permasalahan pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan, diperkirakan
hanya 30% penduduk yang memanfaatkan pelayanan Puskesmas dan Puskesmas Pembantu
(Depkes RI, 2004).
1.2
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana
sejarah dan definisi dari PHC/ Puskesmas ?
2.
Bagaimana
sejarah dari PHC/ Puskesmas di Biaro ?
3.
Bagaimana
program kerja PHC/ Puskesmas di Biaro ?
4.
Bagaimana unit
penunjang dari PHC/ Puskesmas di Biaro ?
5.
Bagaimana
stratifikasi dan mikroplan dari PHC/ Puskesmas di Biaro ?
6.
Bagaimana
system rujukan dari PHC/ Puskesmas di Biaro ?
7.
Apakah konsep pelayanan
yang digunakan PHC/ Puskesmas di Biaro ?
8.
Bagaimana
dinamika komunitas dari PHC/ Puskesmas di Biaro ?
9.
Bagaimana
pengorganisasian komunitas dari PHC/ Puskesmas di Biaro ?
10.
Bagaiman
POKJAKES dari PHC/ Puskesmas di Biaro ?
1.3
Tujuan Masalah
1.
Bagaimana sejarah
dan definisi dari PHC/ Puskesmas ?
2.
Bagaimana sejarah
dari PHC/ Puskesmas di Biaro ?
3.
Bagaimana
program kerja PHC/ Puskesmas di Biaro ?
4.
Bagaimana unit
penunjang dari PHC/ Puskesmas di Biaro ?
5.
Bagaimana
stratifikasi dan mikroplan dari PHC/ Puskesmas di Biaro ?
6.
Bagaimana
system rujukan dari PHC/ Puskesmas di Biaro ?
7.
Apakah konsep
pelayanan yang digunakan PHC/ Puskesmas di Biaro ?
8.
Bagaimana
dinamika komunitas dari PHC/ Puskesmas di Biaro ?
9.
Bagaimana
pengorganisasian komunitas dari PHC/ Puskesmas di Biaro ?
10.
Bagaiman
POKJAKES dari PHC/ Puskesmas di Biaro ?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Sejarah Primary
Health Care (PHC)/ Puskesmas
Sejarah
dan perkembangan puskesmas di Indonesia mulai dari didirikannya berbagai
institusi kesehatan seperti balai pengobatan, balai kesejahteraan ibu dan anak,
serta diselenggarakannya berbagai upaya-upaya kesehatan seperti usaha hygiene
dan sanitasi lingkungan yang masing-masing berjalan sendiri-sendiri. Pada
pertemuan Bandung Plan (1951) dr. J. Leimena mencetuskan pemikiran mengintegrasikan
berbagai institusi dan upaya tersebut dibawah satu pimpinan agar lebih efektif
dan efisien (Entjang, 2000).
Konsep
ini kemudian diadopsi oleh WHO. Konsep pelayanan yang terintegrasi lebih
berkembang dengan pembentukan team work dan team approach dalam pelayanan
kesehatan (1956). Gagasan ini dirumuskan sebagai konsep pengembangan sistem
pelayanan kesehatan tingkat primer dengan membentuk unit-unit organisasi
fungsional dari Dinas Kesehatan Kabupaten di setiap kecamatan yang m ulai
dikembangkan sejak tahun 1969/1970. Penggunaan istilah puskesmas pertama kali
dimuat pada Master Plan of Operation for Strenghtening National Health Service
in Indonesia Tahun 1969. Dalam dokumen tersebut disebutkan puskesmas terdiri
atas 3 tipe puskemas (tipe A, tipe B, tipe C) (Entjang, 2000).
Kemudian
dalam Rapat Kerja Kesehatan Nasional ke III tahun 1970 menetapkan hanya ada
satu tipe puskesmas dengan 6 kegiatan pokok. Perkembangan selanjutnya lebih
mengarah pada penambahan kegiatan pokok seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi, kemampuan pemerintah serta keinginan program ditingkat pusat,
sehingga kegiatan berkembang menjadi 18 kegiatan pokok, bahkan DKI Jakarta
mengembangkan menjadi 21 kegiatan pokok (Entjang, 2000).
2.2
Definisi
Puskesmas
Puskesmas adalah organisasi kesehatan fungsional yang merupakan
pusat pengembangan kesmas yang juga membina peran serta masyarakat dan
memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat diwilayah
kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok ( DepKes RI,1991).
Puskesmas
adalah unit pelaksana pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya. Yang dimaksud
dengan unit pelaksana adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas yang selanjutnya
disebut UPTD, yakni unit organisasi di lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
yang melaksanakan tugas teknis operasional.
Yang dimaksud
dengan pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk
agar dapat mewujudkan derajat kesehatan optimal. Pembangunan kesehatan meliputi
pembangunan yang berwawasan kesehatan, pemberdayaan masyarakat dan keluarga,
serta pelayanan kesehatan tingkat pertama yang bermutu.
2.3
Sejarah Primary
Health Care (PHC)/ Puskesmas Daerah Biaro
Puskesmas
Biaro, berdiri pada tahun 50an, diamana sebelum berdirinya Puskesmas daerah
biaro sudah memiliki surat tanah pada tahun 70an. Dahulu Puskesmas biaro
disebut dengan puskesmas desa. Puskesmas ini dahulunya bergabung dengan TK, dan
Puskemas hanya satu ruangan saja belum sebesar sekarang. Puskesmas daerah biaro
ini merupakan tempat hak pakai saja, bukan merupakan tanah yang sudah milik
Puskesmas itu sendiri. Sekarang pembangunan Puskesmas biaro sudah diperluas,
yang dahulunya TK dijadikan ruangan Kepala Puskesmas. Puskesmas juga memiliki
lantai dua yang dijadikan sebagai ruang tata usaha. Walaupun demikian Puskesmas
masih membutuhkan ruangan poli umum yang besar karena semakin banyaknya pasien
yang datang, karena pasien telah memiliki kartu BPJS.
Upaya
Kementerian Kesehatan RI untuk mencapai target penambahan institusi penerima
wajib lapor menjadi 179 institusi sepertinya telah membuahkan hasil. Hal
tersebut terbukti dengan telah keluarnya Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI
No. 218/Menkes/VII/2012, dimana Puskesmas Biaro, masuk sebagai salah satu daftar
IPWL di Sumatera Barat.
Kita sangat
bangga dan puas, karena keberadaan Puskesmas Biaro yang selama ini sudah
menjalankan fungsinya sebagai Puskesmas Narkoba di Kabupaten Agam telah
mendapat pengakuan dari Kementerian Kesehatan RI. Demikian ungkap Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten Agam Dr. Indra MPPM. Lebih lanjut Dr. Indra MPPM
mengungkapkan selama ini Puskesmas Biaro telah turut serta menekan angka
pengguna narkoba di Wilayah Kabupaten Agam dan sekitarnya.
Selain
dengan memberikan pelayanan medis, Puskesmas juga melakukan terapi dan
promotif pencegahan karena kecanduan narkotika. Kecanduan narkotika
merupakan penyakit ketergantungan pada otak sehingga proses penyembuhannya
memakan waktu lama. Untuk menjalankan fungsinya ini, baik dokter, perawat
maupun psikolog di Puskesmas Biaro telah mendapatkan pembekalan ilmu melalui
training yang diberikan oleh BNN.
Dr. Indra
MPPM juga mengingatkan bahwa keberadaan Puskesmas Biaro sebagai institusi
penerima wajib lapor bukan berarti kita melindungi para penyalahguna NAPZA,
tapi kita berusaha memberikan upaya perlindungan hukum dan perlindungan
sosial terhadap warga negara dan bagian atau anggota dari sistem sosial
yang saling mempengaruhi. Dengan adanyanya Institusi Penerima Wajib Lapor ini
akan lebih memudahkan kita untuk bisa mengawasi para pecandu Narkoba khususnya
di wilayah Kabupaten Agam dan sekitarnya.
2.4
Program Kerja
Puskesmas Daerah Biaro
Semboyan Puskesms Biaro:
B
bersahabat petugasnya
I imtaq
dan iptek budaya kerjanya
A
aman pelayananya
R
rasional resepnya
O
obat-obatnya terjamin
VISI
Ampek Angkek Sehat Dan Mandiri:
1.
Lingkungan
sehat
2.
Perilaku
masyarakat
3.
Pelayanan
kesehatan optimal
4.
Status kesehatan
masyarakat meningkat
MISI
1.
Menggerakkan
pembangunan berwawasan kesehatan yang berorientasi kepada lingkungan serta
perilaku mesyarakat
2.
Memberdayakan
masyarakat dan kelarga dalam pembangunan kesehatan
a.
Menumbuhkan dan
mengfungsikan badan/dewan penyantun puskesmas
b.
Menunbuhkan dan
mengembangkan keluarga sehat
c.
Menumbuhkan dan
mengembangkan upaya kesehatan yang berbasis masyarakat
d.
Menunbuhkan
LSM-ISM yang bergerak di bidang kesehatan
3.
Memberikan
pelayanan kesehatan tingkat pertama yang bermutu, terjangkau, adil, dan merata
serta bermuara pada kepuasan.
STRATEGI
1.
Mengembangkan
dan memantapkan pendekatan pada lintas program dan lintas sector.
2.
Mengembangkan
dan menerapkan azas kemitraan pemberdayaan masyarakat dan keluarga.
3.
Meningkatkan
profesionalisme petugas.
4.
Mengupayakan
dan mengembangkan potensi sehingga tercapai kemandirian puskesmas
JENIS- JENIS PELAYANAN
1.
Poliklinik Umum
Pemeriksaan kesehatan, rujukan pasien, konsultasi kesehatan, surat
keterangan kesehatan.
2.
Poliklinik Gigi
Tambal, cabut, scalling, dan
konsultasi gigi.
3.
Poliklinik KIA
Pemeriksaan kesehatan anak dan ibu
hamil.
4.
Poliklinik KB
Pemasanga alat kontrasepsi dan
konsultasi masalah KB.
5.
Poliklinik Gizi
Konsultasi masalah gizi.
6.
Klinik Sanitasi
Konsultasi masalah kesehatan lingkungan, termasuk pemeriksaan
bakteriologis dan kimia air.
7.
Apotek Rawat
Jalan
8.
Apotek Lengkap (SWADAYA)
9.
Layanan IPWL (Institusi Penerima Wajib Lapor)
10.
Pelayanan
Imunisasi
·
Imunisasi bayi
·
Imunisasi calon
pengantin
·
Imunisasi TT1
dan TT2
SYARAT-SYARAT PELAYANAN
UMUMà membayar kartu berobat
membayar biaya
karcis Rp.5000
BPJS à membawa kartu
berobat
membawa kartu BPJS
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
1.
Pemeriksaan
darah rutin
a.
HB
b.
Leukosit
c.
LED
d.
HT
e.
Golongan darah
2.
Urin rutin
a.
Protein
b.
Reduksi
c.
Bilirubin
d.
Sedimen urin
3.
Kimia darah
a.
Gula darah
b.
Urea
c.
Kreatinin
d.
Tryglyserida
e.
SGOT
f.
SGPT
g.
Asam urat
h.
Kolesterol
total
i.
Bilirubin total
4.
Serologi darah
5.
Pemeriksaan BTA
6.
Tes kehamilan
7.
Pemeriksaan
feces
8.
Pemeriksaan
narkoba
9.
Pemeriksaan HIV
HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN
Hak Pasien:
1.
Pasien berhak
memperoleh informasi mengenai tatatertip dan peraturan yang berlaku di
Puskesmas
2.
Pasien berhak
mendapatkan pelayanan yang aman dan sopan
3.
Pasien berhak
mendapatkan pelayanan medis yang bermutu sesuai dengan standar profesi
kedokteran/ Kedokteran gigi dan tanpa diskriminasi
4.
Pasien berhak
memperoleh asuhan keperawatan sesuai standar profesi keperawatan
5.
Pasien berhak
memilih dokter, bidan, perawat sesuai dengan keingginan nya dan sesuai dengan
peraturan yang berlaku di Puskesmas
6.
Pasien berhak
untuk memilih informasi/ penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis yang
akan dilakukan Dokter/ Dokter Gigi/ Perawat/ Bidan
7.
Pasien berhak
mengetahui kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk isi rekam medis milik
nya
8.
Pasien berhak
memberikan persetujuan atas tindakan yang akan dilakukan oleh Dokter/
DokterGgigi/ Perawat/ Bidan sehubungan penyakit yang diderita
9.
Pasien berhak
untuk menolak tindakan yang hendak dilakukan terhadap dirinya dan mengakhiri
pengobatan serta perawatan atas tanggung jawab sendiri sesudah memperoleh
informasi yang jelas tentang penyakitnya
10.
Pasien berhak
didampingi keluarga dalam berobat
11.
Pasien berhak
atas keamanan dan keselamatan selama berobat di Puskesmas
12.
Pasien berhak
mengajukan usul, saran perbaikan atas pelayanan Puskesmas
13.
Pasien berhak
atas transparansi biaya pengobatan/ tindakan medis yang akan dilakukan terhadap
dirinya.
Kewajiban pasien:
1.
Memberikan
informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah kesehatannya kepada Dokter/
Gokter Gigi/ Perawat/ Bidan yang merawatnya.
2.
Mematuhi
peraturan yang berlaku di Puskesmas.
3.
Memberikan
imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.
4.
Ikut menjaga
kebersihan lingkungan Puskesmas.
5.
Tidak merokok
di lingkungan Puskesmas.
JANJI PELAYANAN
Puskesmas Biaro
1.
Memberikan
pelayanan yang bermutu, professional, dan bertanggung jawab.
2.
Memberikan kemudahan dalam pelayanan kesehatan dan
menyelesaikan pelayanana sesuai dengan jadwal dan waktu yang telah ditetapkan.
3.
Bekerja dengan
ikhlas. Transparan dan jujur.
4.
Bersikap sopan,
ramah dan empati.
5.
Berperilaku
bersih, rapi, tertip dan disiplin
2.5
Unit Penunjang
Puskesmas Daerah Biaro
Di puskesmas biaro mempunyai unit penunjang seperti: AMBULANCE, UGD
dan Laboratorium, Studio Mini, Apotik, Poli umum, Poli KIA, ruang tata usaha.
2.6
Stratifikasi,
Mikroplan Daerah Biaro
Di Puskesmas biaro belum ada stratifikasi Puskesmasnya, karena
setiap koordinatornya dan anggotanya masih belum mengurus STRnya. Namun dalam
proses pencapaian stratifikasinya sudah baik, karena fasilitas di Puskesmas
Biaro bisa dikatakan sudah lengkap. Mikroplan pada puskesmas biaro sudah
berjalan dengan baik, dimana setiap hari senin diadakan Penyuluhan yang
dilakukan bergantian baik dari Puskesmas dan cabang-cabang dari Puskesmas itu
sendiri seperti: Pustu disetiap minggunya dan mikroplan tersebut sudah ada pada
Struktur Organisasi Puskesmas Biaro.
2.7
Sistem Rujukan
Daerah Biaro
a.
Definisi
Seperti yang telah dirumuskan dalam
SK Menteri Kesehatan Nomor 23 Tahun 1972 tentang Sistem Rujukan adalah suatu
system penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang melaksanakan pelimpahan tanggungjawab
timbal balik terhadap suatu kasus penyakit atau masalah kesehatan secara
vertikal dalam arti dari unit yang berkemampuan kurang kepada unit yang lebih
mampu atau secara horizontal dalam arti antar unit-unit yang setingkat
kemampuannya.
b.
Jenis Rujukan
Rujukan secara konseptual terdiri atas :
Rujukan secara konseptual terdiri atas :
1. Rujukan Medik yang pada dasarnya menyangkut masalah pelayanan medik
perorangan yang antara lain meliputi :
a. Rujukan kasus untuk keperluan diagnostic, pengobatan, tindakan
operasi dan lain-lain.
b. Rujukan spesimen untuk pemeriksaan laboratorium klinik yang
lengkap.
c. Rujukan ilmu pengetahuan antara lain mendatangkan atau mengirim
tenaga yang lebih kompeten atau ahli untuk melakukan tindakan, memberi
pelayanan, alih pengetahuan dan teknologi dalam meningkatkan kualitas
pelayanan.
2. Rujukan Kesehatan Masyarakat pada dasarnya menyangkut masalah
kesehatan masyarakat luas yang meliputi :
a. Rujukan sarana berupa antara lain bantuan laboratorium kesehatan,
teknologi kesehatan.
b. Rujukan tenaga dalam bentuk antara lain dukungan tenaga ahli untuk
penyidikan sebab dan asal usul penularan penyakit serta penanggulangannnya pada
bencana alam dan gangguan kamtibmas.
c. Rujukan operasional berupa antara lain bantuan obat, vaksin, pangan
pada saat terjadi bencana, pemeriksaan specimen jika terjadi keracunan masal, pemeriksaan
air minum penduduk.
d. Jalur Rujukan Kesehatan
1.
Rujukan
Pelayanan Medis:
a.
Antara masyarakat
dengan puskesmas.
b.
Antara
Puskesmas Pembantu/Bidan di Desa dengan Puskesmas.
c.
Intern antara
petugas Puskesmas/Puskesmas Rawat Inap.
d.
Antara
Puskesmas dengan Rumah Sakit, Labratorium atau fasilitas pelayanan lainnya.
2.
Rujukan
Pelayanan Kesehatan
a.
Dari Puskesmas
ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
b.
Dari Puskesmas
ke instansi lain yang lebih kompeten baik intrasektoral maupun lintas sektoral.
c.
Jika rujukan di
Kabupaten/Kota masih belum mampu menanggulangi, dapat diteruskan ke
Provinsi/Pusat.
Puskesmas Biaro
juga melakukan system rujukan seperti yang telah dirumuskan dalam SK Menteri
Kesehatan Nomor 23 Tahun 1972 tentang Sistem Rujukan tersebut. Dimana jika
pasien sudah berobat sebanyak 3 kali sesuai diagnose, tetapi tidak memiliki
angsuran, maka petugas Puskesmas akan memerikan rujukan untuk pasien,
ujukanendiri bukan dari pasien, jika pasien memaksakan, petugas Puskesmas akan
membuat diagnosanya seperti: “rujukan atas kemauan pasien sendiri”, maka ketika
di RS pasien akan dipulangkan kembali.
2.8 Konsep Kelompok/ TIM Daerah Biaro
Pada puskesmas biaro tidak menggunakan kelompok atau tim tetapi
menggunakan konsep organisasi fungsional yang mana dilampirkan dalam Struktur
Organisasi Puskesmas Biaro. Dimana pada waktu/ masa tertentu spt: Tahun
baru, hari lebaran, petugas puskesmas akan dibagi tiga shift (pagi, siang,
malam).
2.9 Dinamika Komunitas Puskesmas Daerah Biaro
Dinamika komunitas atau kelompok adalah suatu kelompok yang teratur
dari dua individu atau lebih yang mempunyai hubungan psikologis secara jelas
antara anggota yang satu dengan anggota yang lain. Pada puskesmas biaro contoh
dinamika komunitasnya yaitu adanya komunitas BK pada puskesmas tersebut, dan
sudah memiliki tempat berkonsultasi oleh Dr. Psikologis, serta puskesmas juga
menerima pasien yang mengalami gangguan mentaj/jiwa.
2.10
Pengorganisasian
Komunitas Daerah Biaro
Sudah terlampir dalam Struktur Pengorganisasian Puskesmas Biaro.
2.11
POKJAKES Daerah
Biaro
Pokjakes adalah
suatu wadah atau kelompok di bidang kesehatan yang di bentuk oleh masyarakat
bergotong royong dengan kekuatan sendiri untuk:
1.
Menolong diri
mereka sendiri dalam mengenal dan memecahkan masalah dan kebutuhan kesehatan
dan kesejahteraan.
2.
Meningkatkan
kemampuan masyarakat untuk memelihara kehidupan yang sehat dan sejahtera.
3.
Mengajak
masyarakat berperan serta dalam pembangunan kesehatan diwilayah RW/RT nya.
Kelompok kerja
kesehatan yang dipakai oleh puskesmas Biaro Kab. Agam berupa organisasi yang
terdiri dari beberapa coordinator seperti:
1.
Coordinator
Yankes
Terdiri dari : UKP ( upaya kesehatan perorangan), UKGS ( usaha
kesehatan gigi sekolah), UKGMD ( usaha kesehatan gigi masyarakat desa)
2.
Coordinator P2p
( pengendalian dan pemberantasan penyakit)
3.
Coordinator
Kesmas
Terdiri dari : pelaksana gizi
4.
Coordinator
Promkes
Terdiri dari : UKBM ( upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat)
seperti UKS, UKK, POSYANDU, BATRA, TOGA dll.
BAB III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Pusat Kesehatan
Masyarakat (Puskesmas) merupakan bagian integral daripelayanan kesehatan.Setiap
dekade fungsi puskesmas terus berkembang yang semulasebagai tempat untuk
pengobatan penyakit dan luka-luka kini berkembang kearahkesatuan upaya
pelayanan untuk seluruh masyarakat yang mencakup aspek promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitative (Entjang, 2000). Di Indonesia Pusat Kesehatan
Masyarakat merupakan tulang punggung pelayanan kesehatan tingkat pertama dengan
wilayah kerja tingkat kecamatan atau pada suatu daerah dengan jumlah penduduk
30.000 - 50.000 jiwa (Entjang, 2000).
Sejarah dan perkembangan puskesmas di Indonesia mulai dari
didirikannya berbagai institusi kesehatan seperti balai pengobatan, balai
kesejahteraan ibu dan anak, serta diselenggarakannya berbagai upaya-upaya
kesehatan seperti usaha hygiene dan sanitasi lingkungan yang masing-masing
berjalan sendiri-sendiri. Pada pertemuan Bandung Plan (1951) dr. J. Leimena
mencetuskan pemikiran mengintegrasikan berbagai institusi dan upaya tersebut dibawah
satu pimpinan agar lebih efektif dan efisien (Entjang, 2000).
Puskesmas
adalah organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesmas
yang juga membina peran serta masyarakat dan memberikan pelayanan secara
menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat diwilayah kerjanya dalam bentuk
kegiatan pokok ( DepKes RI,1991).
3.2
SARAN
Melihat dari
sisi pelayanan kesehatan masyarakat utamanya dalam pelayanan di pustu penulis
menyarankan agar peningkatan mutu pelayanan kesehatan khususnya tenaga medis agar
dapat menyeluruh ke pelosok daerah yang terpencil, sehingga pelayanan kesehatan
masyarakat merata. Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi teman-teman
maupun pembaca.
No comments:
Post a Comment